Peran Pemimpin Perempuan di Facebook
Renata Aryanti, pemimpin perempuan hebat yang berkibar di kantor Facebook, Amerika Serikat.
Sosok perempuan cerdas asal Indonesia yang lahir di Semarang Jawa Tengah, Renata Aryanti, berani mengambil keputusan sebagai pemimpin perempuan di negara maju yaitu Amerika Serikat sebagai Director Engineering of the Social Impact Team pada salah satu perusahaan besar, Facebook. Meski jabatan ini didominasi oleh laki-laki, hal ini justru membuat Renata semakin bersinar.
”Di Facebook kami didorong untuk selalu menjadi diri sendiri dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan dan ini merupakan nilai yang penting dalam kepemimpinan saya. Saya fokus dalam membangun tim yang memiliki kinerja dan performa yang tinggi dan memiliki strategi, eksekusi dan hasil yang kuat dan tentunya orang-orang di tim yang kuat juga. Yang saya lihat, gaya kepemimpinan saya sebenarnya mengacu ke moto Ki Hajar Dewantara,” tutur Renata.
Menurutnya, beliau memiliki gaya kepemimpinan yang khas seperti tiga semboyan dari Sang Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara yakni ing ngrasa sung tulada, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani.
Pada semboyan pertama, Renata memfokuskan strategi dalam memberikan kejelasan atau informasi yang tajam mengenai arah yang sama untuk dituju.
Semboyan kedua, ia selalu berekspektasi tinggi dalam setiap pelaksanaan pekerjaan. Lalu, semboyan ketiga, Renata Aryanti dapat memberdayakan tim untuk fokus pada pelatihan dan pengembangan diri.
Menjadi layaknya seorang pemimpin perempuan, Renata tetap merasa dihargai dan dihormati oleh semua karyawan. Tidak ada stereotip yang dialaminya selama menjabat di perusahaan Facebook sehingga membuat ia terus maju untuk bisa memimpin dengan lebih baik.
Renata merasa bahwa perusahaan ini telah jauh dari kata bias karena Facebook juga melakukan berbagai upaya dalam menangani perbedaan pada karyawannya untuk memiliki cara berpikir yang luas dan terhindar dari prasangka yang buruk.
“Saya merasa sangat dihargai dan dihormati sebagai pemimpin perempuan di sini. Tidak ada stereotip negatif yang saya alami dan memang di Facebook ini kami sangat dijauhkan dari kebiasaan stereotyping juga. Facebook melakukan investasi yang cukup banyak dalam upaya diversity and inclusion, terutama dalam pelatihanpelatihan yang melatih karyawan untuk mengurangi dan menghapus bias, termasuk unconscious bias,” ucapnya.
Telah Mengembangkan Produk dan Fitur di Facebook
Ia bergabung ke dalam tim yang membangun dan mengembangkan produk-produk seperti Facebook Lite, Facebook Group dan Pusat Informasi COVID-19 dengan tujuan yang berbeda. Renata terlibat dalam pengembangan Facebook Lite. Tujuan pengembangan Facebook Lite adalah untuk memberikan dampak positif bagi dunia khususnya Indonesia. Renata ingin membuat masyarakat Indonesia saling terhubung dan juga memberikan kesempatan untuk perekonomian kepada semua orang. Renata berperan dalam mengembangkan Facebook Lite hingga mencapai 100 juta pengguna di tahun pertamanya dan menempatkan Facebook Lite sebagai salah satu aplikasi Facebook dengan pertumbuhan yang tercepat.
Renata juga berperan dalam mengembangkan Facebook Group, dan menjadikan Facebook Group salah satu landasan strategi dan misi Facebook yang diumumkan oleh Mark Zuckerberg di acara Facebook Community Summit di tahun 2017.
Renata pun berhasil mengembangkan produk berupa Pusat Informasi COVID-19 yang digunakan untuk memberikan informasi terpercaya mengenai pandemi dan juga terhubung dengan komunitas seperti pakar kesehatan dan gugus tugas untuk mencegah penyebaran virus corona seperti menjaga jarak, menggunakan masker dan lain sebagainya.
Merupakan Seorang Ahli Komputer
Sejak kecil, Renata sudah menyukai mata pelajaran Matematika dan Sains sehingga kedua mata pelajaran ini membawanya ke dunia teknis. Perjalanannya untuk mencapai kesuksesan dimulai dari awal mula keberhasilannya dengan mendapatkan gelar S1 di bidang ilmu komputer di University of Wisconsin-madison, Amerika Serikat.
Ia juga mendapatkan gelar Master di gelar yang sama yaitu ilmu komputer di universitas ternama, Stanford University, Amerika Serikat. Ia juga mulai mendaki untuk kariernya melalui perusahaan Yahoo pada 2008. Meski begitu, Renata sendiri pernah menerima penolakan. Namun, hal tersebut membuat dirinya bangkit sehingga kecerdasannya membuat dirinya semakin berjaya.
“Saya melamar ke Yahoo melalui career fair di kampus. Di acara tersebut, banyak perusahaanperusahaan teknologi datang ke kampus dan memberi informasi mengenai perusahaan mereka. Saya melamar di banyak perusahaan dan diterima di beberapa perusahaan. Namun, saya juga menerima penolakan. Saya memutuskan untuk bergabung dengan Yahoo karena saya yakin saya dapat belajar banyak di sana. Saya pikir sangat penting untuk memiliki growth mindset dan keinginan untuk terus belajar,” ujarnya.
Hingga saat ini, Renata tinggal di San Francisco dan memiliki dua orang anak yang berusia 5 dan 1 tahun. Berbeda dengan profesinya, Renata memiliki hobi di bidang seni setelah ia tinggal di Amerika Serikat dan bertemu dengan beberapa temannya. Mendengarkan musik jazz, piano, melukis dan kerajinan seperti merajut dan merenda menjadi hobi yang bertujuan untuk menyeimbangkan pekerjaan beliau.
Mengagumi RA Kartini dan Sang Ibu
Dorongan untuk menjadi sosok yang berwibawa, Renata menjadikan Raden Adjeng Kartini sebagai figur perempuan yang menginspirasinya dalam berpendidikan tinggi. Di balik itu, sosok ibu juga membawanya ke dunia engineering untuk mampu memimpin sebuah tim. Inilah mengapa Renata berani bertindak untuk memberikan arahan kepada timnya untuk bisa bekerja secara optimal melalui kepemimpinannya.
“Berkat RA Kartini, kita semua bisa memiliki kesempatan untuk berpendidikan setinggi mungkin. Namun, saya juga sangat terinspirasi dari Ibu karena beliau juga seorang engineer yang membawahi tim dengan mayoritas laki-laki. Dari Ibu, saya belajar bahwa perempuan bisa maju di karier yang ia inginkan dan mampu menjadi pemimpin yang dihormati dan disegani oleh semua orang,” tutur Renata. Ia pun percaya bahwa seluruh perempuan yang ingin bergerak di bidang engineering bisa melakukannya dengan percaya diri dan yakin hingga mempunyai pemikiran untuk terus berkembang, belajar dan terus maju.
“Saya merasa sangat dihargai dan dihormati sebagai pemimpin perempuan di sini. Tidak ada stereotip negatif yang saya alami dan memang di Facebook ini kami sangat dijauhkan dari kebiasaan stereotyping juga. "