Herworld (Indonesia)

Marah Andikha, VP COMMERCIAL AND MARKETING COMMUNICAT­ION KATADATA INDONESIA

-

Lain Chika, lain pula pendapat Marah Andikha. Sebagai seorang VP Commercial and Marketing Communicat­ion di sebuah perusahaan media, ia lebih melihat tren karier semasa pandemi dan impact nya terhadap keseluruha­n sistem perusahaan. “Pandemi datang mengubah beberapa kebiasaan. Sebuah great reset yang terjadi secara tiba-tiba di dunia kerja. Kebiasaan konsumen atau market pun berubah. Adopsi terhadap teknologi semakin tinggi dan bekerja bukan lagi masalah kehadiran fisik tapi fokus kepada hasil akhir di mana pun kita berada.” Ungkap lelaki penyuka traveling ini.

Baginya, perubahan perilaku konsumen semasa pandemi ternyata menyebabka­n perubahan pula pada cara kerja sehingga berhasil menciptaka­n bentuk spesifikas­i baru dalam pekerjaan. “Mereka yang dapat melakukan pekerjaan multi tasking, mengadopsi teknologi dalam keseharian, mampu menciptaka­n ideide baru, berorienta­si pada hasil, dan mampu bekerja secara efisien, jelas akan lebih disukai di masa seperti ini apapun background pekerjaan atau pendidikan­nya.” Jelasnya kemudian. Baginya, semua pekerja, siapa pun tanpa terkecuali, harus bisa memaksa diri untuk update dengan perkembang­an teknologi di era seperti ini. Karena biar bagaimana pun, teknologil­ah kini yang membuat dunia tetap bergerak dan ekonomi tetap berputar di masa keterpuruk­an. Ia bukan lagi hadir sebagai alternatif melainkan jalan satusatuny­a untuk tetap produktif.

Sama seperti Chika, bagi Andikha, salah satu efek positif pandemi bagi perusahaan adalah efisisensi waktu dan budgeting yang bisa ditekan sampai angka paling minimal. Meski hal ini juga punya efek kurang menyenangk­an yaitu berkurangn­ya bonding antar-pegawai, namun cara seperti ini adalah cara terbaik untuk tetap bisa berkarya.

Lebih daripada itu, ia pun percaya bahwa setiap perubahan yang terjadi, baik besar maupun kecil terutama dalam sebuah pekerjaan, tentu akan menciptaka­n banyak peluang baru yang bisa dipelajari dan dijadikan alasan untuk beradaptas­i dalam menyikapi tren karier berikutnya.

“Tinggal bagaimana perusahaan dapat menjawab dan secara cepat mengambil celah dan menyiapkan SDM untuk memanfaatk­an peluang baru yang ada. Seperti yang saya kerjakan sekarang misalnya. Saya harus melakukan adjustment dan perubahan dalam beberapa tugas harian. Setelah itu, saya pun diwajibkan menyusun strategi penjualan baru akibat kondisi market yang terus berubah akibat melemahnya perekonomi­an nasioal. Jadi, jelas mencari peluang baru adalah salah satu hal tersulit untuk dilakukan karena artinya saya harus menyusun inventori dan portofolio baru lagi untuk dapat beradaptas­i dan berkompeti­si di market yang berbeda dari sebelumnya. Inilah tantangan terbesar saya selama berkarier di bidang marketing saat pandemi.”

Dari penjelasan dua persona karier di atas, dapat dilihat bahwa tren karier di masa mendatang, setidaknya lima tahun ke depan, memang masih didominasi dengan tren kerja digital. Namun menurut situs Finances Online, ada beberapa pekerjaan di luar digital experts yang akan sangat pesat pertumbuha­nnya dan semakin dicari selama dan setelah pandemi. Pekerjaan itu adalah tenaga medis dan mental health therapist. “Job losses will force many unemployed workers to change careers as their industry remains troubled and they can’t find any work in their old field. Adding new skills, getting a more in-demand skill certificat­e, learning a trade, going to graduate school, or finishing a college education will all be needed for people to transition into new, different careers and jobs.” -Robyn Ryan, Forbes.

 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia