Intisari

Dari Anak Nakal jadi ENTREPENEU­R SUKSES

-

Berani memilih untuk hasil terbaik. Itulah yang dilakukan Danny Oei Wirianto. Dari seorang anak yang luar biasa nakal, menjelma menjadi sosok berpengaru­h di dunia digital Indonesia. Sukses besar situs komunitas Kaskus merupakan salah satu buah manis tangan emasnya.

Danny bercerita, dia terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang karyawan biasa. Saat duduk di bangku SMP, ia hanya memiliki dua pasang pakaian seragam putih untuk digunakan bergantian selama seminggu. Maklum, lantaran seringnya dicuci dan dijemur, seragam putih tersebut warnanya pudar sampai berwarna krem.

Waktu SMP Danny terkenal nakal. Pria kelahiran 1 November 1974 ini pernah tidak naik kelas dua kali. Dia mengaku kurang cocok dengan sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia, kata dia, secara tak langsung memaksa anak-anak untuk mengikuti dan mempelajar­i apa yang diajarkan oleh sang guru. Sementara anak-anak dengan bakat dan kreativita­s yang istimewa malah lebih sering dianggap nakal dan akhirnya diacuhkan.

Ketika duduk di bangku SMA, Danny mempunyai beberapa teman akrab. Sayangnya, mereka banyak melakukan hal-hal yang tidak baik, sering mabuk-mabukan, berkelahi, kebut-kebutan dengan motor di jalanan, lalu nongkrong hingga larut malam. Bahkan ada beberapa teman

yang saat itu mulai memakai obatobatan.

Akhirnya Danny berpikir, “Jika terus-terusan begini, saya bisa menjadi penjahat dan akan berakhir di penjara.” Dia memutuskan untuk berubah. Demi masa depannya, demi kehidupan yang lebih baik.

Merantau ke negeri Paman Sam

Lulus dari SMA, Danny mengambil putusan besar. Dia harus pergi dari Indonesia dan merantau ke Amerika Serikat (AS). Di sana Danny mengambil kuliah jurusan Fine Arts di Kendall College of Art and Design, Michigan.

Danny mengaku, untuk biaya kuliah, dia meminta ayahnya untuk meminjam uang dari salah satu kerabat. Meski begitu, uang tersebut hanya bisa untuk membiayai hidupnya di AS selama tiga bulan. Tak pelak, jika ingin kuliah sampai selesai, dia harus mampu menghidupi dirinya sendiri setelah lepas tiga bulan.

“Saya sempat bekerja paruh waktu sebagai mentor dan office boy di kampus untuk membiayai hidup,” kenang Danny.

Pada 1997, Danny lulus kuliah. Dia lalu bekerja di Adobe System sebagai art director selama dua tahun, sebelum kemudian pindah ke Agency.com. Selanjutny­a, berkarier di dunia marketing yang berbasis teknologi digital dan kembali ke tanah air untuk mengembang­kan usaha sendiri.

Dari pengalaman tersebut, Danny banyak belajar bahwa kreativita­s, pola berpikir, kerja yang sistematis dan disiplin sangat dibutuhkan untuk memulai sebuah perusahaan.

Berkat ketekunann­ya, kini dia menjelma menjadi sosok berpengaru­h di dunia digital Indonesia. Danny melahirkan dan berperan dalam pengembang­an belasan perusahaan digital yang bernaung di bawah bendera Merah Cipta Media Group (MCM) yakni Semut api Colony, Klix Digital, Media Xasia, Merah Putih Inc, Mindtalk, Bolalob, DailySocia­l, Infokost.net, Kaskus, KrazyMarke­t, Kincir, Lintas.me, dan OneB1t.

Salut!

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia