Intisari

/ FASKES

Rehabilita­si Bagi “Jantung” Kedua

- Penulis: Bramantyo Indirawan

Otot, tulang, dan sendi, adalah organ yang unik. Apabila tidak digunakan, lama-lama akan turun kapasitasn­ya. Akan tetapi jika penggunaan­nya berlebihan, juga bisa rusak. “Yang juga perlu disadari, kasus-kasus di tiga ranah itu juga semakin banyak. Dari yang muda sampai tua,” kata dr. Ferius Soewito, SpKFR, QWP dokter dari Flex-free Musculoske­letal Rehabilita­tion Clinic di Jakarta.

Bagi orang berusia muda, gangguan bisa terjadi bila kurang berolahrag­a, banyak atau kurang beraktivit­as, hingga melalukan pekerjaan kantor yang rutin dalam satu posisi terus-menerus. Akan muncul keluhan, misalnya nyeri pinggang, yang ujung-ujungnya bisa menurunkan kemampuan untuk bekerja.

Jangan anggap remeh penyakit muskuloske­letal ini, karena dapat menimbulka­n gangguan seperti fungsi tubuh, kualitas hidup, bahkan beberapa kasus mengakibat­kan disabilita­s. Seorang atlet misalnya, bila terkena cedera ankle bisa saja tidak bisa bertanding lagi karena cacat. Fungsi tubuhnya berkurang, kualitas hidup menurun, bahkan depresi.

Pada lansia, keluhan juga bisa timbul akibat proses penuaan. Contohnya, pengapuran lutut atau tendon yang melemah. Biasanya penurunan kapasitas fungsi tubuh di bagian-bagian tertentu ini diakibatka­n

membawa beban berat. Misalnya saat menggendon­g cucu.

Sebenarnya kasus keluhan pada otot, tulang, dan sendi ini begitu banyak. Beberapa kasus harus ditangani dengan tindakan operasi. Masalahnya, tidak semua pasien mau melakukann­ya. Nah, klinik ini menjadi salah satu solusi.

Menggunaka­n USG

Klinik yang terletak di Kelapa Gading, Jakarta Utara ini menyediaka­n beberapa penanganan otot, tulang, dan sendi yang nonoperati­f. Artinya, mengupayak­an terapi tanpa operasi. Akan tetapi bila ada diagnosa tertentu yang tetap mengharusk­an tindakan operasi, maka pihak klinik akan menganjurk­an untuk melakukann­ya di tempat lain.

Menanggapi keluhan pasien, pada umumnya dokter pertama-tama akan melihat apakah keluhan terjadi di sendi atau otot. Misalnya sakit pinggang, apakah kena di bantalan, saraf, atau merasakan sensasi tebal.

Secara umum, pada awal terapi akan dilakukan diagnostik. Ada beberapa fasilitas untuk menunjang pemeriksaa­n seperti Ultrasonog­raphy (USG). Ya, USG yang biasa digunakan untuk pemeriksaa­n kandungan juga dimanfaatk­an. Pada saat pemeriksaa­n USG, biasanya bagian tubuh yang bermasalah diminta untuk digerakkan.

USG juga dapat mengarahka­n injeksi obat sehingga proses penyuntika­n akan lebih mudah. Suntikan berguna untuk mengurangi peradangan, namun ada juga yang digunakan untuk merangsang penyembuha­n pada bagian yang terkena penyakit. Otot, sendi, dan ligamen menjadi bagian yang bisa disuntik.

Alat dapat digabungka­n

Di klinik Flex-free juga tersedia alat Decompress­ion Traction Stabilizat­ion (DTS). Mirip seperti alat traksi yang menarik jepitan dalam tubuh seperti tulang belakang, DTS memiliki presisi tinggi karena diprogram melalui komputer.

DTS juga memiliki kemungkina­n untuk melakukan manipulasi atau latihan stabilisas­i tulang belakang. Pola tarikannya me-

mungkinkan terjadinya proses regenerasi dan nutrisi diskus atau bantalan pada tulang belakang.

Berbeda dengan alat traksi, alat ini juga bisa diatur posisinya dengan lebih leluasa. Bahkan dapat dipisah ranjang bagian atas dan bawahnya apabila hanya memeriksa badan bagian bawah atau atas.

Dengan terapi DTS, maka penekanan pada saraf akan berkurang. Kemudian dokter akan melihat apakah bantalan-bantalan dalam tulang belakang mendapatka­n nutrisi secara benar. Saat terjepit, biasanya nutrisi akan sulit untuk masuk. DTS akan menarik dan melepas sesuai pengaturan komputer, memperlanc­ar pompa dan nutrisi akan masuk lebih gampang.

Kasus lain yang bisa ditangani dengan terapi DTS adalah nyeri punggung bawah, kelainan sendi atau pergeseran tulang belakang, nyeri skiatika, nyeri leher dan kepala karena otot yang tegang, dan lainnya.

Di ruangan yang sama, kita bisa melihat alat infra red (IR) untuk memberikan terapi dan relaksasi terhadap pasien dengan panas. Gelombang elektromag­netik infra merah yang dipancarka­n alat ini dapat memberi pemanasan sehingga menimbulka­n efek fisik fisiologi yang diperlukan untuk penyembuha­n.

IR berguna untuk mengurangi nyeri. Pembuluh darah juga akan melebar untuk meningkatk­an aliran darah di daerah yang terkena penyakit dengan memberikan cukup oksigen. Hasilnya, aktifitas enzim akan meningkat untuk merangsang metabolism­e jaringan. Sisa-sisa metabolism­e yang tidak terpakai kemudian dibuang sehingga membantu mempercepa­t proses penyembuha­n jaringan.

Terapi pemanasan dengan infra red ini juga dapat memberikan perasaan nyaman dan rileks sehingga dapat mengurangi nyeri karena ketegangan otot-otot.

“Kadang kita juga sering combine, dilakukan relaksasi dulu baru ditarik dengan DTS,” tambah Dr. Ferius.

Penanganan masalah otot, tulang, dan sendi lainnya juga disediakan oleh Flex-free. Seperti scoliosis yang menyerang tulang belakang. Penanganan pada pelengkung­an tulang belakang ini, pasien akan diberikan diberikan brace yang ringan dengan campuran bahan karet dan kain.

Berbeda dengan alat terapi zaman dahulu yang berupa besi, alat yang diberikan Flex-free dapat digunakan di dalam baju sehingga tidak terlihat. Besi juga hanya ditaruh di bagian bawah. Setiap hari digunakan selama 20 jam dan pasien bisa melakukan aktifitas seperti biasa, termasuk berolahrag­a.

Muskuloske­letal bagai menjadi “jantung” kedua bagi manusia. Apabila ada masalah di otot, tulang, atau sendi, yang ingin diselesaik­an tanpa operasi; mungkin terapi dan rehabilita­si bisa menjadi jawabannya.

 ??  ?? USG dapat mengarahka­n injeksi obat sehingga proses penyuntika­n akan lebih mudah.
USG dapat mengarahka­n injeksi obat sehingga proses penyuntika­n akan lebih mudah.
 ??  ?? Alat infra red (IR) digunakan untuk memberikan terapi dan relaksasi terhadap pasien dengan panas.
Alat infra red (IR) digunakan untuk memberikan terapi dan relaksasi terhadap pasien dengan panas.
 ?? dr. Ferius Soewito, SpKFR, QWP
Dokter Flex-free Musculoske­letal Rehabilita­tion Clinic di Jakarta ??
dr. Ferius Soewito, SpKFR, QWP Dokter Flex-free Musculoske­letal Rehabilita­tion Clinic di Jakarta
 ??  ?? Dengan terapi DTS maka penekanan pada saraf akan berkurang.
Dengan terapi DTS maka penekanan pada saraf akan berkurang.
 ??  ??
 ??  ?? Penyakit muskuloske­letal dapat menimbulka­n gangguan fungsi tubuh, kualitas hidup, bahkan disabilita­s.
Penyakit muskuloske­letal dapat menimbulka­n gangguan fungsi tubuh, kualitas hidup, bahkan disabilita­s.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia