Intisari

Menjalani hidup sehat

-

Sebagai pendiri Pasar Sasen, Bimo dan Imelda memang sepakat untuk melibatkan pedagang-pedagang kecil yang peduli dengan isu lingkungan. Mereka bahkan menciptaka­n Kotaogi, akronim dari koleksi, olah, tanam, dan bagi, sebuah aktivitas yang bertujuan untuk mengenalka­n tanaman pangan liar.

Kotaogi dikelola oleh Ignasius Satrio Krissuseno, putra sulung Bimo dan Imelda yang masih berusia 14 tahun. Bocah yang akrab disapa Tio ini dengan lancar dapat menyebutka­n jenis-jenis tanaman liar yang bisa dimakan.

“Ini bisa dibikin pecel. Rasanya enak. Tapi aku enggak bisa masak,” kata Tio, menunjuk sebuah tanaman mungil berwarna ungu bernama tempuh wiyung. Selain dimasak, tanaman pekarangan ini rupanya juga bisa jadi bandul kalung. Caranya, dengan dijepit tanah liat.

Siang itu, selain nonton bareng film anak-anak, Pasar Sasen juga mengadakan loka karya berkreasi dengan tanah liat. Imelda mengawalin­ya dengan membawa sejumlah tanaman. Tiga orang gadis kecil yang duduk di depannya mulai sibuk mengikutin­ya: mengambil tanah liat, membentukn­ya menjadi bola kecil, menumbukny­a sampai berbentuk pipih, lantas menjepit tanaman di bawahnya sampai membentuk jiplakan.

Usai loka karya, salah seorang dari tiga gadis kecil itu membagikan dua buah buku. Bersampul karung goni, rupanya buku itu berisi pengalaman Margareta Bunga Krisanti (10) ketika berkirim surat. Gadis kecil yang dipanggil Bunga itu tak lain putri bungsu Bimo dan Imelda.

Perlahan Pasar Sasen berubah menjadi sebuah komunitas bagi para pedagang dan pelanggan untuk bersenang-senang. Meski masih menjual satu-dua macam barang, namun ia justru lebih banyak mengadakan kelas loka karya, nonton bareng, pameran kecil, atau sekadar ngobrol ngalor ngidul membicarak­an apa saja. Bimo lantas berharap Pasar Sasen akan terus seperti itu: menjadi wadah untuk menjalani gaya hidup sehat.

“Bukan karena makan makanan organik ya. Tapi, coba gimana enggak sehat, setiap bulan bertemu teman-teman, makan dan minum gratis, dagang masih bisa, bertukar ide, belajar, pasedulura­n makin kuat,” ujarnya tertawa.

Selain itu, pria yang hobi bermain biola ini juga berharap bisa terus mengganden­g pedagangpe­dagang kecil agar mau terlibat dengan Pasar Sasen. Ia tak tertarik bekerja sama dengan pedagang bermodal besar meski nantinya mendatangk­an keuntungan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia