Intisari

MBAH SAYEM PENDERITA KARIES DARI PACITAN

-

Sekitar 18 tahun lalu, tim ahli arkeologi menemukan sisa rangka manusia Punung di situs Song Terus Pacitan. Ternyata, sisa rangka itu memiliki karies tertua di Indonesia. Dia hidup sekitar 9.000 tahun lalu.

Bagi masyarakat sekitar dan tim peneliti, rangka manusia ini dikenal dengan sebutan Mbah Sayem atau ST1 (Song Terus 1). Mbah Sayem, laki-laki berusia sekitar 45-55 tahun. Tim peneliti menemukan Si Mbah dengan sisa rangka yang cukup lengkap.

Gigi yang ditemukan masih melekat pada mandibula (rahang bawah) dan maksila (rahang atas) berjumlah 28 buah dan sembilan di antaranya mengalami karies. Kesembilan gigi tersebut meliputi empat jenis gigi yaitu gigi seri ( incisor), gigi taring ( canine), gigi geraham kecil ( premolar), dan gigi geraham ( molar).

Pada masa itu, Mbah Sayem hidup di lingkungan hutan hujan tropis dataran rendah, dengan tumbuhan berkayu yang kemungkina­n tidak bisa dikonsumsi. Temuan alat batu dan tulang yang digunakan mengindika­sikan bahwa manusia yang hidup pada zaman itu terlibat dalam aktivitas berburu dan sering kali hidup berpindah tempat mengikuti ketersedia­an sumber pangan mereka.

Meski tidak ditemukan bukti adanya konsumsi karbohidra­t pada masa itu, diyakini bahwa karies pada gigi Mbah Sayem disebabkan karena tidak adanya informasi atau pengetahua­n untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia