STRATEGI MENCURI HATI GENERASI MILENIAL
PREDIKSI POLITIK
Berbeda dari pemilu pada periode sebelumnya, kali ini Indonesia akan langsung menghelat Pemilu Presiden (pilpres) dan Pemilu Legislatif (pileg) pada hari yang sama. Diikuti 16 partai politik (parpol) nasional dan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, rakyat Indonesia tentu harus jeli memilih wakil dan pemimpinnya.
Ada empat parpol yang menjadi peserta baru pada Pemilu 2019. Selain itu, pemilu 2019 masih di- ikuti calon presiden (capres) yang sama saat pemilu 2014 dengan pasangan baru masing-masing. Joko Widodo (Jokowi) berpasangan dengan Ma’ruf Amin sedangkan Prabowo Subianto dengan Sandiaga Uno.
Lantas, adakah perbedaan pemilu 2019 dengan periode sebelumnya? Arya Fernandes, peneliti dari Center of Strategic and International Studies (CSIS) mengungkap setidaknya ada pergeseran isu, perubahan segmen pemilih, dan cara kampanye yang berbeda.
Isu ekonomi bukan SARA
Periode ini, isu ekonomi akan menggeser isu identitas yang erat dengan intoleransi SARA. Sebelumnya, sebagian orang memprediksi isu identitas bakal jadi tema utama pada Pilpres kali ini, berkaca dari Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Namun menurut Arya, isu ekonomilah yang justru akan mewarnai kontestasi Jokowi dan Prabowo. Terutama pada tiga sub sektor isu.
Lapangan kerja menjadi salah satu hal yang disorot belakangan. Sub sektor kedua, tingkat kemiskinan atau kesenjangan. Serta yang ketiga seputar harga sembako yang tampaknya bakal ramai dibicarakan ketika masuk tahun pemilu.
Ketiga sub sektor inilah yang terpotret dalam empat tahun terakhir dalam survei yang dilakukan Arya dan tim. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi kekuatan petahana, namun di sisi lain menjadi keuntungan bagi oposisi jika dinilai dapat memberikan alternatif lain yang lebih baik.