KABAR
Apakah kota/kabupaten Anda terpilih sebagai smart city? Sepanjang tahun 20172018, telah terpilih 75 kota/kabupaten yang meraih apresiasi smart city yang akan disusul 25 kota/kabupaten lain pada 2019.
Gerakan Menuju 100 Smart City diinisiasi oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika dan didukung oleh Departemen Dalam Negeri, Bappenas, Kementrian PUPR, Kantor Staf Kepresidenan, Departemen Keuangan, serta Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Ada pula tim ahli dari akademisi dan praktisi yaitu UI, ITB, UGM, Perbanas, BPPT, INSW,KTII, dan Citiasia.
Beberapa pertimbangan untuk memilih kota/kabupaten didasarkan pada berbagai faktor. Kesiapan daerah yang tercermin dari visi kepala daerah, kelengkapan infrastruktur, regulasi, dan SDM yang mengacu pada konsep pemerataan dan Nawa Cita.
Selain itu, Kondisi Keuangan Daerah, Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (data Depdagri), serta
Indeks Kota Hijau (versi Kementrian PUPR) menjadi catatan penting bagi kota/kabupaten terkait.
Melalui Gerakan Menuju 100 Smart City, pemerintah daerah didorong untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi. Meski demikian, Rudiantara mengingatkan bahwa teknologi hanya alat. “Jadi yang dikedepankan di program ini adalah strategi meningkatkan pelayanan masyarakat, sementara teknologi hanya menjadi enabler dari usaha tersebut,” jelas Menkominfo.
Sementara itu, Dr. Wikan Danar Sunindyo, dosen ITB yang menjadi salah satu anggota tim pembimbing mengingatkan, “Smart city di Indonesia perlu menunjukkan dan memunculkan kekhasan daerah yang menjadi daya tarik dan menawarkan kearifan lokal tiap daerah, dan tidak sekadar mengikuti tren yang ada.”
Kota/kabupaten terpilih diharapkan dapat konsisten menjalankan program smart city. Selain untuk meningkatkan pelayanan masyarakat daerah masing-masing, kota/kabupaten yang telah mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah lainnya.
“Kreativitas yang tepat dapat memberikan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi daerah-daerah saat ini, sekaligus sebagai antisipasi di masa depan,” pungkas Wikan.