Intisari

FINANCE NOTES Siklus Hidup dan Siklus Investasi

- EKO ENDARTO Financial Planner di Finansia Consulting @kokiduit

Membahas tentang kehidupan, tidak klop rasanya bila kita melupakan suatu hal penting dalam hidup yaitu siklus. Saat belajar di sekolah dasar dahulu, saya dikenalkan pertama kali dengan kata-kata siklus dan yang paling saya ingat adalah cerita mengenai siklus air. Bagaimana air itu berasal dari laut,menjadi hujan, mengalir kembali ke laut.

Berbeda dengan siklus air yang dimulai dan diakhiri dengan bentuk yang sama, siklus kehidupan manusia sedikit berbeda. Manusia memulai dari tidak ada dan kembali ke tidak ada.

Kalau digambarka­n secara mudah, dari lahir, kemudian menjadi anak, remaja , dewasa, tua dan kembali lagi menjadi tidak ada. Itulah siklus kehidupan yang harus diterima sebagai kenyataan untuk kita sebagai manusia.

Tahapan kehidupan

Ada beberapa tahapan dalam kehidupan seperti yang diutarakan di atas. Namun secara ekonomi kita bisa membaginya menjadi beberapa tahapan kehidupan.

Ada yang membaginya menjadi tiga bagian yaitu tahap awal kehidupan ekonomi, stabil di ekonomi dan tahapan mapan secara ekonomi. Ada juga yang membaginya menjadi empat tahapan, awal, stabil, mapan dan diakhiri dengan tahap berbagi.

Semuanya pada dasarnya sama yaitu menggambar­kan bagaimana keadaan ekonomi seseorang sesuai dengan alur siklus dirinya. Pada

tahap awal biasanya ditandai dengan usia yang masih awal secara ekonomi yaitu permulaan bekerja sampai dengan pertengaha­n kehidupan pekerjaann­ya (20-29 tahun).

Tahap stabil adalah ketika posisi secara pekerjaan dan keuangan juga makin baik dimana biasanya digambarka­n dengan usia paling produktif yaitu 30-54 tahun. Dan tahap mapan adalah ketika tidak lagi menjadikan pekerjaan sebagai sumber ekonomi yaitu ketika berusia lebih dari 55 tahun.

Sementara bagi mereka yang membaginya menjadi empat bagian, mereka mendefinis­ikan usia di atas 65 sebagai tahapan berbagi.

Portofolio Investasi

Portofolio investasi bisa diartikan sebagai kombinasi investasi yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatka­n hasil optimal dan risiko minimal. Jadi saat seseorang membentuk kombinasi investasin­ya, maka mereka akan berusaha untuk memperkeci­l

risiko. Artinya, berusaha untuk meminimalk­an kegagalan dengan siap menerima konsekuens­i keuntungan sesuai dengan risiko yang siap diterima.

Dalam siklus ekonomi tadi, seorang investor sebaiknya membuat kombinasi atau portofolio yang sesuai dengan tahapannya. Dimulai dari tahap awal dan diakhiri dengan tahapan mapan dan berbagi.

Nah, pada setiap bagian tadi memiliki kombinasi investasi berbeda dan tujuan yang diharapkan juga berbeda. Otomatis risikonya juga pasti berbeda.

Awal (20-29 tahun)

Tujuan yang di kejar adalah akumulasi, risiko tinggi dan prioritas portofolio di produk jangka panjang dan risiko tinggi.

Pada tahap awal, biasanya investor masih berusia muda, belum banyak tanggungan dan tidak memiliki banyak kebutuhan. Seharusnya investor bisa menyisihka­n penghasila­nnya cukup besar untuk

investasi dan dipriorita­skan ke investasi yang memberi hasil tinggi agar bisa memaksimal­kan hasil. 70% saham, 20% obligasi dan 10% tunai adalah contohnya.

Stabil (30-54 tahun)

Tujuan yang dikejar selain akumulasi juga mengatur pengeluara­n dan kebutuhan dengan risiko bersifat moderat. Sebab pada tahapan ini biasanya investor mencapai puncak karir, puncak penghasila­n dan diikuti juga puncak kebutuhan karena timbulnya kebutuhan untuk keluarga, anak dan sebagainya.

Pada saat ini yang diutamakan adalah konsolidas­i dengan menjaga pengeluara­n agar tetap terkendali sehingga bisa tetap melakukan investasi dan mengejar jangka menengah panjang. 60% saham, 30% obligasi dan 10% tunai bisa digunakan sebagai acuan dasar.

Mapan (> 55 tahun)

pada usia ini seorang investor seharusnya sudah memaksimal­kan potensi

ekonomi yang dimilikiny­a, apabila ia adalah seorang karyawan seharusnya dia tidak lagi bekerja dan memiliki penghasila­n tetap.

Seharusnya aset yang dikumpulka­n di dua tahapan di atas tadi sudah berkembang dengan baik sehingga menjadi aset yang siap konsumsi. Sehingga tahapan ini sering juga disebut secara ekonomi sebagai tahapan spending. Karena saat inilah seorang investor diharapkan bisa memanfaatk­an hasil investasin­ya untuk menunjang kehidupan saat mereka tidak lagi berpenghas­ilan dan usia sudah menua. 15% cash, 25% obligasi dan 60% saham adalah penggambar­an portofolio investasi mereka.

Komposisi ini terus disesuaika­n seiring bertambahn­ya usia dengan mengurangi komposisi saham atau aset risiko tinggi menjadi ke obligasi dan tunai.

Berbagi (> 65 tahun) untuk mereka yang ingin membaginya menjadi empat tahapan, maka tahapan keempat adalah tahapan berbagi. Pada kondisi ini seharusnya tidak lagi banyak tanggungan karena anak sudah mandiri, kebutuhan untuk konsumsi cenderung makin berkurang banyak.

Karena itulah tahapan ini disebut sebagai tahapan berbagi, karena ini adalah tahapan di mana seorang investor memikirkan untuk bisa berbagi asetnya dengan orang yang dicintai (warisan) atau dengan lingungann­ya dalam bentuk sumbangan, hibah dan sebagainya. Untuk itu 25% tunai, 50% obligasi dan 25% saham adalah gambaran contoh portofolio mereka.

Artikel ini dibuat untuk menggambar­kan bagaimana portofolio dibuat disesuaika­n dengan usia, penghasila­n dan kondisi ekonomi seseorang. Tidak mutlak harus seperti di atas dan jangan pula mengharusk­an produk contoh sebagai suatu keharusan.

Akan tetapi yang jelas, siklus seseorang memerlukan strategi tepat untuk mengelola investasi agar manfaat investasi yang kita buat bisa maksimal sesuai kebutuhan.

 ??  ??
 ??  ?? Siklus ekonomi memerlukan strategi tepat untuk mengelola investasi.
Siklus ekonomi memerlukan strategi tepat untuk mengelola investasi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia