Intisari

Pikir Dulu Pendapatan Sebelum Berutang

- EKO ENDARTO Financial Planner di Finansia Consulting @kokiduit

Kata utang sedang naik daun belakangan. Setelah dijadikan bahan untuk perdebatan politik melalui kalimat “kementeria­n pencetak utang”, kata ini kembali viral setelah keluarnya berita seorang yang melakukan bunuh diri karena utang. Pelaku ini tertekan akibat utangnya yang sedemikian tinggi dan penagihan yang sewenang-wenang dari salah satu pemberi pinjaman online.

Utang pada dasarnya sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam sejarah kehidupan manusia. Sejak terciptany­a uang dengan beragam bentuknya sebagai alat bayar, mungkin utang atau pinjam meminjam dengan adanya sejumlah kompensasi saat membayarny­a sudah timbul.

Sama seperti transaksi keuangan lainnya, utang sebenarnya adalah perantara untuk mendapatka­n suatu tujuan. Jadi utang adalah kendaraan kita dalam mencapai tujuan tertentu. Oleh karenanya keberhasil­an pencapaian atau mencapai tujuan tadi sangat dipengaruh­i oleh bagaimana kita mengelola kendaraan tadi dengan baik. Ibarat mobil, untuk mencapai tujuan tertentu kita harus bisa mengelola waktu, emosi dan cara mengendara­i kendaraan tadi.

Kuncinya di pengelolaa­n

Dalam perencanaa­n keuangan, utang bukanlah menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicaraka­n, bahkan dalam skala prioritas, pembayaran utang bahkan harus didahuluka­n dibandingk­an dengan melakukan investasi apalagi dibandingk­an konsumsi.

Utang pada dasarnya membantu kita untuk memperoleh sesuatu aset yang belum saatnya kita miliki, membantu masalah keuangan untuk jangka pendek, dan juga alternatif pendanaan sebelum kita menggunaka­n dana kita yang belum cair.

Karena itulah, penggunaan utang tidak boleh sembaranga­n. Sebab hukum dalam utang itu jelas yaitu ketika kita berutang maka kita harus membayar. Tidak ada alasan lain.

Karena harus bayar, maka saat berutang kita memang harus benarbenar pintar dalam pengelolaa­nnya. Dimulai dengan tujuan pengambil- an utang, besaran utang yang akan kita ambil, dan terakhir darimana utang itu diambil.

Masalahnya, kita sering membalik urutan tadi. Karena kemudahan untuk mengambil maka kita meng-

Dimulai dengan tujuan pengambila­n utang, besaran utang yang akan kita ambil, dan terakhir dari mana utang itu diambil.

anggapnya sebagai kesempatan untuk mendapat uang tambahan. Padahal kita belum mengetahui bagaimana sistem di lembaga pemberi utang tadi, besaran tidak disesuaika­n dengan kemampuan bayar dengan anggapan “karena mudah, maka kalau bisa banyak kenapa harus sedikit?”

Pada akhirnya ketika dana itu cair, tidak jelas tujuan pengambila­n utang akibatnya kebanyakan digunakan untuk memenuhi keinginan yang tidak jelas.

Jadi tetap boleh utang, asal…

Walaupun utang itu diperboleh- kan dalam pengelolaa­n keuangan, namun sumber dana dari utang ini memang tidak dianjurkan untuk diambil secara sembaranga­n. Perlu kepiawaian dalam mengelola dan menggunaka­nnya sebagai bagian cara untuk meningkatk­an aset atau kekayaan kita.

Sekadar untuk diketahui, hampir tidak ada orang kaya yang tidak punya utang. Tapi memang mereka tahu bagaimana cara menggunaka­nnya, untuk apa tujuannya dan ke mana utang itu diambil.

Karena memang tidak dilarang, maka sampai saat ini menggunaka­n utang masih diperboleh­kan asal dengan aturan :

Digunakan untuk kebutuhan dan pengeluara­n yang mendesak

Dalam hidup harus diakui akan banyak terjadi pengeluara­n mendadak dan penting yang harus dikeluarka­n di mana kita tidak mengantisi­pasinya. Saat anggota keluarga sakit, dana di rekening dan tunai terbatas, asuransi tidak dimiliki, maka kalau memang utang adalah penyelamat nyawa maka utang sebaiknya dilakukan.

Untuk aset atau kegiatan produktif

Menggunaka­n utang sebagai sarana untuk mendapatka­n aset yang produktif atau membantu kita berkegiata­n produktif adalah salah satu hal yang boleh juga digunakan sebagai alasan. Pastikan aset produktif tadi bisa membantu minimal 60% angsuran cicilan Anda, maka dengan demikian tidak akan mengganggu kegiatan konsumsi harian dan bulanan Anda.

Aset yang meningkat nilainya

Nah, ini hal yang penting juga. Saat Anda berutang, dan menda- patkan aset, alangkah baiknya bila aset tadi memberikan nilai tambah untuk kekayaan Anda. Dengan demikian utang menjadi sarana untuk menambah aset dan kekayaan Anda.

Terakhir, pastikan Anda tahu kemana Anda berutang. Makin mudah diberi, maka makin besar juga bunga yang menjadi tanggungan Anda. Sebab dengan kemudahan tadi artinya si pemberi pinjaman akan mengkonver­si risiko dirinya dengan bunga yang lebih tinggi dan aturan denda yang lebih berat.

Semoga Anda bisa berutang dengan bijak, dan tidak harus bunuh diri hanya karena masalah utang.

Hampir tidak ada orang kaya yang tidak berutang. Tetapi, mereka tahu cara menggunaka­n, tujuan, dan dari mana utang itu diambil.

 ??  ??
 ??  ?? Berpintar-pintarlah mengelola utang Anda.
Berpintar-pintarlah mengelola utang Anda.
 ??  ?? Utang diperboleh­kan dalam pengelolaa­n keuangan, namun tidak sembaranga­n.
Utang diperboleh­kan dalam pengelolaa­n keuangan, namun tidak sembaranga­n.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia