Busy vs Productive
Sekilas orang sibuk dan orang produktif bisa tidak terlihat bedanya, tapi sebetulnya sangatlah berbeda. Apakah bedanya dilihat dari hasilnya? Apakah tingkat kedalaman berprosesnya juga berbeda? Apakah hal ini dipengaruhi oleh karakter? Mana yang lebih berhasil dalam karier? Mari kita bahas.
Impresi
Di dalam rapat, orang sibuk akan menyampaikan hal-hal yang sedang dikerjakan dan akan dikerjakan. Buat atasan yang tidak terlalu hands on atau memahami pekerjaan timya, anak buah tipe sibuk ini akan aman. Predikat rajin dan pekerja keras akan ia peroleh.
Akan tetapi di periode mendekati akhir proyek, atau di akhir tahun, predikat ini dipertaruhkan. Apakah si anak rajin ini juga memberikan hasil dari semua kesibukan yang dilakukannya?
Untuk impresi jangka pendek, orang sibuk seakan berada di atas angin. Namun, untuk kepentingan karier jangka panjang, orang produktif yang akan memenangi maratonnya.
Proses dan hasil
Orang sibuk akan fokus pada aktivitas yang dilakukan, sementara orang produktif cenderung lebih fokus pada yang seharusnya dihasilkan. Orang produktif memulai kerjanya dengan memperjelas target dan tujuan dari yang dikerjakannya, baru kemudian menentukan apa yang harus dilakukan.
Orang produktif juga menambahkan “nyawa” dari pekerjaannya, dengan memahami mengapa hal itu harus dilakukan. Di sisi lain, orang sibuk akan memulai pekerjaannya
dengan fokus pada apa yang harus dikerjakan dan bagaimana melakukannya.
Jadi orang produktif dalam setiap langkah yang diambilnya secara strategis akan lebih mendekatkannya pada tujuan akhir, sementara orang sibuk belum tentu.
Karakter
Apakah perbedaan orang sibuk dan orang produktif ini dipengaruhi karakter? Saya lebih memilih untuk membedahnya dari sisi cara, kemampuan, dan sikap kerja.
Cara kerja:
apakah memulai pekerjaan dari memperjelas tujuan ( why), atau dari apa dan bagaimana ( what & how). Tidak semua orang menyadari apakah cara kerjanya
Untuk kepentingan karier jangka panjang, orang produktif yang akan memenangi maratonnya dibanding orang sibuk.
menjadikannya sebagai orang produktif atau orang sibuk. Bila posisi kita sebagai atasan, ini bagian dari peran kita sebagai coach untuk melatihkan cara kerja yang lebih produktif.
Kemampuan kerja:
seberapa jauh kita bisa merumuskan tujuan kerja, dan kemudian menerjemahkannya ke dalam langkah kerja? Tantangan berikutnya adalah, bagaimana menentukan strategi agar kita mampu bekerja dengan upaya dan biaya yang efisien, namun memberikan hasil yang paling optimal.
Sikap kerja:
apa yang menjadi orientasi bekerja? Apakah lebih untuk kepentingan diri sendiri atau bisa membawa manfaat bagi banyak pihak? Apakah yang penting pekerjaan selesai di hari itu, atau pekerjaan yang membawa hasil?
Jadi, mau sekadar sibuk, atau produktif?