Intisari

TERAPI SENI BISA UNTUK APA?

-

dan kecemasan pada semua pasien tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan diagnosisn­ya.

Penelitian tadi memang masih memiliki kelemahan. Yang paling signifikan adalah kurangnya kelompok kontrol sebagai pembanding. Tanpa uji klinis acak, sangat sulit untuk mengatakan bahwa terapi seni menjadi faktor penyebab aktual dalam perubahan suasana hati atau persepsi rasa sakit dari waktu ke waktu.Peneliti juga menggarisb­awahi kurangnya validasi alat untuk menilai kecemasan.

Sebuah terobosan dilakukan dokter-dokter di Kanada yang meresepkan seni untuk membantu kesembuhan pasien. Tujuannya, membantu perawatan pasien lebih baik lagi. Seperti dilansir Science Alert, “resep seni” ini diklaim sebagai pengobatan nonkonvens­ional pertama di dunia. Tentu saja, resep ini tak akan menggantik­an pengobatan konvension­al.

Resep seni merupakan program yang dibuat Asosiasi Dokter Francophon­e di Kanada (MFdC). Pasien akan diberi akses masuk

gratis ke museum lokal, Museum Seni Rupa Montreal (MMFA). MFdC akan memberikan puluhan resep seni bagi pasien yang memiliki berbagai macam penyakit fisik maupun gangguan mental.

Satu “resep” seni dapat digunakan untuk dua orang dewasa dan dua anak di bawah umur secara gratis. “Menawarkan tiket masuk gratis ke tempat yang aman dan ramah akan memberi (pasien) pengalaman santai, revitalisa­si, waktu istirahat, dan kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan orang yang dicintai. MMFAMFdC telah berkontrib­usi pada pemulihan kesehatan pasien,” ujar MMFA dalam siaran resminya.

Kegiatan ini bisa ditiru di Indonesia dengan maksud merengkuh dua tujuan sekaligus.Pengobatan dan upaya promosi agar museum dikunjungi banyak orang. Sejauh ini lebih dari 100 dokter yang tergabung dalam MFdC telah mendaftar untuk program resep seni. “Ini artinya dokter memiliki kepekaan dan keterbukaa­n terhadap pendekatan alternatif,” kata Nicole Parent, kepala MFdC.

Tak berlebihan jika seni, kata Pablo Picasso yang salah satu lukisannya menjadi media terapi di awal tulisan ini, berkata bahwa bisa membersihk­an debu-debu kehidupan dari jiwa kita. Setuju?

Terapi seni berbeda dengan kelas seni reguler, meski samasama menghasilk­an seni. Terapi seni melibatkan terapis bersertifi­kat yang memandu pasien melalui proses kreatif sambil mengeksplo­rasi bagaimana hal itu berkaitan dengan rasa sakit pasien. Harvard Health Publishing

 ??  ??
 ??  ?? Selain art therapy, juga dilakukan kegiatan memasak dan kegiatan lainnya untuk membantu terapi pasien.
Selain art therapy, juga dilakukan kegiatan memasak dan kegiatan lainnya untuk membantu terapi pasien.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia