DRAMA KELUARGA KERAJAAN INGGRIS DAN WAKTU PANGERAN CHARLES MENJADI RAJA
Menanti Pangeran Charles menjadi raja yang berkuasa di kerajaan Inggris rasanya akan melewati waktu yang panjang. Ini adalah buntut dari ketidaksetujuan Pangeran Philip terhadap rencana putranya itu, berkaitan dengan masa depan kerajaan Inggris.
Charles menyarankan untuk melakukan “perampingan” terhadap keluarga kerajaan dan bahkan ingin mengubah Istana Buckingham menjadi ruang publik. Visi tentang pendekatan modern ke keluarga kerajaan inilah yang menyulut ketegangan. Sebuah sumber
mengatakan bahwa Philip yakin Charles menjadi terlalu politis dan berpikir untuk menjadi raja yang sukses setelah Ratu Elizabeth II.
Berencana untuk memindahkan pangkalan keluarga kerajaan ke Kastil Windsor, Charles juga berkeinginan untuk mengubah istana dengan 775 ruang istana agar bisa dinikmati publik. Namun ia akan mempertahankan beberapa kamar terpisah untuk perjamuan dan acara negara, karena biaya pemeliharaan yang terlalu besar.
Sebuah buku biografi Charles yang ditulis oleh Tom Bower menguatkan klaim ini. Dalam buku tersebut, tertulis bahwa Duke of Edinburgh (Pangeran Philip) percaya jika putranya menjadi raja, ia akan “merusak kerajaan”.
Bower mengisahkan, Pangeran Philip menertawakan putranya saat pesta makan malam pribadi dengan teman-temannya di Mayfair. Ia menjelaskan alasan dirinya dan pemerintahan panjang Ratu adalah untuk menjauhkan Charles dari tahta. Charles akan memiliki sedikit waktu untuk “merusak” monarki jika dia menjadi raja. Pada usia 91 tahun, Ratu Elizabeth II masih memiliki kesehatan yang kuat, dan sepertinya bisa hidup selama 10 tahun lagi.
Selama beberapa dekade relasi tegang antara Philip dengan putranya itu, ia pernah menyimpulkan bahwa Charles adalah seorang yang romantis dan dirinya seorang pragmatis. Itu berarti mereka melihat halhal dengan cara yang berbeda.
Pangeran Charles diklaim tidak bisa menyatukan Inggris abad ke-21. Hasratnya dikatakan dapat menyebabkan “krisis konstitusional yang akan membahayakan keberadaan monarki”. Setelah berbicara kepada 120 orang dari dalam lingkaran keluarga kerajaan, Bower menggambarkan Charles sebagai individu frustasi yang berpikir ia harus didengarkan lebih dari yang ia inginkan.
Bower juga mengatakan bahwa Charles membenci kritik dan akan membenci buku yang ditulisnya itu. “Tetapi intinya adalah dia menolak untuk terlibat dengan kritikannya. Dia tahu bagaimana mengkritik tetapi tidak suka menjadi orang yang dikritik.”