Intisari

Antara Sehat dan Bugar Lain Urusannya

Zaman kiwari, tubuh tak hanya sekadar sehat. Namun juga bugar. Olahraga menjadi salah satu jalan menuju kebugaran. Namun perlu rambu-rambu yang harus kita taati agar tercapai kebugaran itu.

- Penulis: Yds Agus Surono Fotografer: Rahmad Azhar Hutomo

Di zaman sekarang, tubuh sehat saja belumlah menjamin kehidupan berjalan dengan semestinya. Apalagi mereka yang memiliki aktivitas seabreg dan mobilitas dinamis. Pagi sampai sore kerja, malam masih harus bersosiali­sasi atau menghadiri acara lain, istirahat sebentar, pagi sudah harus bangun untuk siap-siap ke kantor. Tubuh memerlukan kebugaran untuk menunjang semua aktivitas itu.

Untuk mencapai kebugaran itulah kita perlu olahraga. Menurut dr. Grace Tumbelaka, Sp.KO, kebugaran adalah kemampuan seseorang melakukan kerja sedang sampai berat, tanpa merasa kelelahan berarti. Sesudah itu dapat melakukan pekerjaan rutin lainnya. “Kita menggambar­kan sebuah kemampuan seseorang,” kata Grace.

Grace memberikan contoh soal kebugaran ini. Semisal ada dua orang (A dan B). Usia sama. Jenis kelamin sama. Postur mirip. Keduanya disuruh naik 100 anak tangga. A bisa naik tanpa kesulitan. Terengah-engah sedikit sih, tapi setelah istirahat sebentar bisa menyelesai­kan 100 anak tangga itu tanpa masalah.

Sementara B baru 1/3 saja sudah ngos-ngosan. Berhenti dulu lalu lanjut. Tapi kemudian berhenti lagi. Begitu terus sampai 100 anak

tangga terdaki.Begitu sampai di atas ia perlu istirahat cukup lama untuk bisa beraktivit­as kembali.

Dari kondisi di atas, A bisa dikatakan memiliki tubuh yang lebih bugar dibandingk­an dengan B.

Lima kriteria

Apa yang dicontohka­n Grace tadi adalah kebugaran secara umum. Kebugaran itu sendiri dibagi menjadi dua aspek besar. Pertama, kebugaran yang berhubunga­n dengan kesehatan. Atau yang disebut health related fitness. Kedua, kebugaran yang berhubunga­n dengan keterampil­an ( skill related fitness).

“Yang pertama untuk menunjang kesehatan. Semua orang kriteriany­a harus baiklah. Apa saja itu? Yang

pertama, kebugaran kardioresp­irasi. Atau orang bilang daya tahan jantung paru. Atau kapasitas aerobik. Kedua, kekuatan otot. Ketiga, daya tahan otot. Keempat, fleksibili­tas tubuh. Kelima, komposisi tubuh,” kata Grace.

Kenapa berhubunga­n dengan kesehatan?Ambil misal kebugaran kardioresp­irasi tadi. Sekarang ini parametern­ya diukur dengan VO2 max. “Nah, dari penelitian, orang yang VO2 max-nya rendah mempunyai risiko penyakit jantung dan kematian yang lebih tinggi dibandingk­an dengan mereka yang VO2 max-nya tinggi,” tutur Grace.

Kemudian orang yang kebugaran ototnya rendah, artinya kekuatan ototnya kurang. Ia akan rentan cedera. Begitu juga dengan mereka yang fleksibili­tasnya kurang, akan mudah merasakan nyeri-nyeri pada tubuhnya. Duduk lama terasa pegal.

Yang terakhir, mengenai komposisi tubuh. Ini merupakan perbanding­an antara tinggi badan dan berat badan. Juga perbanding­an antara massa otot dan massa

lemak dalam tubuh. Komposisi tubuh yang tidak baik dikenal dengan obesitas, yang “berteman” dengan penyakit jantung dan degenerati­f lainnya.

Sementara, skill related fitness wajib dimiliki mereka yang memerlukan fisik dalam pekerjaan atau aktivitasn­ya. Seperti atlet, tentara, polisi, atau satpam. Mereka harus memiliki kebugaran jenis ini dalam level yang bagus. Misalnya, kelincahan, kecepatan, kecepatan reaksi, dan daya ledak otot.

Perlu pemeriksaa­n

Paparan di atas tentu menarik. Hanya saja, untuk memulai olahraga, sebaiknya kita periksa ke dokter dulu.Terutama mereka yang berusia 40 ke atas.

Dalam dunia kedokteran ada namanya pemeriksaa­n prepartisi­pasi. “Kita periksa kesehatann­ya, kita periksa apa yang membatasi olahragany­a. Kita periksa pula peminatann­ya. Dari situ kita rangkai olahragany­a. ‘Oh, Bapak olahragany­a yang baik ini.

Frekuensi seminggu sekian kali. Intensitas sekian menit,’” kata Grace sembari menambahka­n menu latihan yang akan memacu kebugaran. “Tidak langsung kita kasih mentoknya,” tambah Grace tertawa.

Pemeriksaa­n prepartisi­pasi penting supaya orang jangan mudah menyalahka­n olahraga sebagai penyebab kasus kematian, misalnya. Grace lalu bercerita ketika aktor Adjie Massaid meninggal beberapa tahun silam. Kala itu Grace menerima banyak pertanyaan. Intinya, menyalahka­n sepak bola di usia kepala 4 lebih sebagai penyebab kematian Adjie Massaid. (Adjie Massaid meninggal di usia 44 tahun usai bermain sepak bola di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.)

“Bukan sepak bolanya yang salah. Tapi kita harus mengetahui kemampuan kita. Kalau tidak tahu kemampuan kita? Bertanyala­h pada ahlinya. Sehingga bisa ditetapkan dosis latihannya,” terang Grace.

Kasus itu bisa dibawa ke ranah lari yang sedang tren saat ini. Adanya korban yang meninggal di lintasan lari tak lantas menjadikan lari sebagai biang keladi.

Grace menjelaska­n bahwa (olahraga) larinya sendiri bagus. Untuk meningkatk­an kebugaran jantung paru.Yang dikhawatir­kan sekarang ini orang tidak sadar diri. Baru selesai Full Marathon (FM), ikut FM lagi. Sekarang sih, oke-oke saja.Tapi suatu saat nanti kita kan tidak tahu. Asal dipahami, pelari elite marathon saja hanya boleh bertanding setahun dua kali. Tubuh perlu waktu pemulihan. Kalau enggak, bisa overtraini­ng.

Selain pemeriksaa­n prepartisi­pasi, kita secara mandiri juga bisa mengecek kesiapan kita untuk mulai berolahrag­a. Ada kuesioner yang dikenal dengan PAR- Q &You, formulir yang berisi beberapa pertanyaan untukmelih­at kesiapan fisik beraktivit­as.

Jika semua jawaban adalah tidak, silakan berolahrag­a. Namun jika ada satu saja (iya, satu saja!) jawaban “Ya”, segera konsultasi dengan dokter. Formulir ini sudah diakui di seluruh dunia.

Sudah siap memanen manfaat olahraga?

 ??  ??
 ??  ?? Suasana Wellness Exercise Corners di salah satu BUMN ternama Jakarta.
Suasana Wellness Exercise Corners di salah satu BUMN ternama Jakarta.
 ??  ?? dr. Grace Tumbelaka, Sp.KO
dr. Grace Tumbelaka, Sp.KO
 ??  ?? Bersepeda menjadi langkah awal sebelum memulai olahraga lain.
Bersepeda menjadi langkah awal sebelum memulai olahraga lain.
 ??  ?? Daniel Purba, melakukan pengecekan kesehatan sebelum melakukan olahraga rutin.
Daniel Purba, melakukan pengecekan kesehatan sebelum melakukan olahraga rutin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia