Intisari

Pensiun Lebih Dini Akan Lebih Baik

- EKO ENDARTO Financial Planner di Finansia Consulting @kokiduit

Beberapa hari ini saya disibukkan dengan beberapa pekerjaan yang berhubunga­n dengan pensiun. Ada perusahaan yang meminta pembekalan keuangan untuk karyawanny­a yang memang sudah masuk usia pensiun.

Ada juga perusahaan yang meminta pembekalan untuk karyawan yang pensiunnya dipercepat. Ada karyawan yang meminta dibuatkan sebuah plan atau rencana pensiunnya. Ada juga seorang teman yang minta berdiskusi tentang keputusann­ya melepaskan diri dari suatu perusahaan dan mulai melangkah sebagai entreprene­ur.

Pensiun sejatinya adalah sebuah kejadian normal. Setiap orang apapun profesinya pasti akan pensiun. Hanya memang cara dan waktunya saja yang bisa berbeda-beda.

Pada setiap kegiatan saya, ada satu pesan penting yang saya tangkap didiri para calon pensiunan tadi yaitu: siapkah saya? Bahkan untuk teman saya yang memutuskan sendiri untuk pensiun dini, dia masih ragu siapkah dia?

Yakin dan ciptakan keyakinan

Siap? Saya yakin tidak akan ada yang pernah siap. Karena memang definisi siap bagi setiap orang pasti berbeda-beda. Ada yang siap diukur dengan kematangan emosi dirinya. Perasaan ini biasanya dialami oleh mereka yang pensiun normal.

Mereka menyadari bahwa waktulah yang membuat mereka harus pensiun, sehingga secara emosi biasanya lebih mudah mengatakan siap. Walaupun kenyataan secara riil masih banyak yang belum siap.

Ada juga secara riil sangat siap, dari sisi keuangan, usia dan latar belakang seharusnya siap. Tapi secara emosi ia tidak siap karena merasa ditelantar­kan dan diabaikan oleh perusahaan yang telah memilihnya untuk pensiun.

Karena itulah setiap memberikan pelatihan dan pembekalan pensiun—walaupun biasanya saya selalu berbicara dari sisi keuangan—saya tidak pernah meninggalk­an pesan-pesan secara nonkeuanga­n. Khususnya tentang emosi dan motivasi.

Pensiun harus diyakini akan membawa kita ke jalan lebih baik. Atau kalau Anda masih ragu, maka ciptakan keyakinan bahwa Anda pasti sukses setelah pensiun terjadi.

Persiapan pensiun juga termasuk persiapan mental dan emosi. Yakin bahwa pensiun membawa kita ke jalan yang lebih baik.

Kenapa sekarang?

Kenapa sekarang, sih? Saya masih punya banyak tanggungan, posisi saya sedang bagus atau saya masih punya banyak rencana untuk pekerjaan saya.

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang umum ditanyakan para peserta pelatihan ke saya.“Mungkin kalau 3 atau 4 tahun lagi saya pasti siap,” itu jawaban atas pertanyaan mereka sendiri di atas.

Sekali lagi, sekarang atau besok, itu hanya masalah waktu. Empat tahun ke depan pun waktu itu pasti akan sampai, apakah kita pasti lebih siap?

Saya yakin pertanyaan keraguan di atas akan dipertanya­kan lagi.

Bila Anda yang saat ini pada posisi ragu untuk pensiun, saya yakinkan ke Anda bahwa makin dini makin baik untuk Anda. Bukan berarti tidak ada kekurangan, tetapi saya sangat lebih suka membicarak­an kelebihann­ya dibanding membahas kekurangan.

Waktu

Dari sisi waktu, kita memiliki waktu lebih panjang untuk mencapai cita-cita kedua, artinya makin kecil risiko untuk gagal. Ibarat orang yang lari maraton, lebih baik

jatuh atau minimal ada masalah saat masih dekat start dibandingk­an harus bermasalah ketika mendekati garis finish. Jadi, semakin dini Anda pensiun, artinya lebih besar kemungkina­n keberhasil­an untuk sukses.

Aset

Banyak mengira dengan makin lama bekerja dan makin lama pensiun artinya asetnya akan makin banyak. Hal itu tidaklah salah. Tetapi aset seperti apa?

Zaman sekarang yang terbaik adalah aset yang aktif bukan pasif. Kebanyakan mereka yang terlalu lama bekerja di perusahaan sangat banyak mengumpulk­an aset pasif dan tidak bisa mengubahny­a menjadi aktif karena tidak ada waktu atau kehabisan waktu untuk hal itu.

Nah, dengan lebih dulu pensiun, maka kita memiliki waktu untuk memaksimal­kan aset kita menjadi aset aktif, sehingga saat pensiun kita bisa menjalani hidup dengan aset aktif tadi dan bukan dengan mengharapk­an aset pasif.

Relasi

Nah, ini yang jarang disadari oleh setiap orang. Ketika seseorang pensiun berbeda waktunya dengan orang dalam angkatan kerjanya, artinya dia memiliki relasi yang masih prospektif sebagai pasar.

Coba bayangkan, ketika Anda pensiun normal artinya Anda pensiun dengan orang-orang yang statusnya sama, butuh aktualisas­i diri dan butuh penghasila­n.

Nah, bila Anda lebih dini, maka Anda adalah seorang diri yang membutuhka­n hal itu. Sedangkan rekan Anda lainnya adalah pasar yang menjadi sasaran untuk mengaktual­isasi diri Anda dan sumber penghasila­n karena rekan Anda masih bekerja dan memiliki kekuasaan.

Pensiun memang tidak selalu mengenakka­n walaupun pasti akan dialami. Tapi sukses atau tidak, bukan ditentukan oleh kapan waktunya kita pensiun, tapi bagaimana kita menanggapi fenomena pensiun tadi bagi diri kita.

Jadi baik atau tidak, tergantung kita untuk yakin bahwa pensiun akan baik, atau setidaknya ciptakan keyakinan bahwa pensiun akan baik-baik saja.

“Anda tidak pernah terlalu tua untuk menyusun sebuah tujuan baru dan mengimpika­n mimpi baru.” C.S. Lewis (1898-1963), pakar sastra asal Inggris.

 ??  ??
 ??  ?? Pensiun sejatinya adalah sebuah kejadian normal. Setiap orang apapun profesinya pasti akan pensiun.
Pensiun sejatinya adalah sebuah kejadian normal. Setiap orang apapun profesinya pasti akan pensiun.
 ??  ?? Dengan lebih dulu pensiun, kita punya waktu memaksimal­kan aset menjadi aset aktif untuk membiayai hidup.
Dengan lebih dulu pensiun, kita punya waktu memaksimal­kan aset menjadi aset aktif untuk membiayai hidup.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia