TAHUN BARU NAAS JURAGAN MAKANAN
Melewati perpindahan tahun dengan tugas sudah jadi bagian hidup Mayor Pol. Dang Radang dan Letda Pol. Dayum Warun.Tapi peristiwa kali ini sungguh berbeda. Doski Dondi, pemilik jaringan restoran burung dara goreng Ken Taku, tewas tersengat listrik ketika sedang mengibarkan bendera di halaman kantor pusatnya.
“Pak Doski memang punya kebiasaan mengibarkan bendera di depan kantor setiap malam tahun baru,” lapor satpam perusahaan sesampai Dang dan Dayum di TKP. “Beliau selalu berdandan ala pahlawan, berganti-ganti tiap tahun.”
Dang memeriksa tubuh berkostum Pangeran Diponegoro tanpa kuda yang tergeletak dalam cuaca gerimis. “Siapa yang mengetahui kejadiannya?” tanya Dang.
“Kami bertiga, Pak. Ini memang upacara kecil, dan pak Doski menyuruh kami berdiri berjajar,” jawab Worian, manajer kantor pusat. Selain dirinya, dua orang lain adalah manajer teknik Tabula Randi, serta Agyness, sang kepala pelayan.
“Saya bahkan sempat menolongnya. Antara kaget dan heran karena seseorang telah mengaliri listrik pada tiang bendera, saya tarik beliau sekuatnya, tetapi tak sanggup. Badannya bagai menempel. Sampai saya lepaskan, badan itu masih kelojotan, hingga akhirnya diam tak bergerak,” sambung Worian.
“Bohong kamu Wor!” Tabula berteriak. “Kamu yang sengaja setrum dia. Kamu memang benci dia karena kerjaanmu selalu dicela!”
Agyness mencoba melerai keduanya. “Mestinya kamu saja yang ceritakan ke polisi, Bula. Bukankah kamu yang tadi sore mengutak-atik
kabel dan lampu untuk upacara ini? Lagi pula, kamu kan pernah kena sanksi karena protesmu tahun lalu, sampai mengancam Pak Doski segala,” katanya.
Tabula menatap Agyness terbeliak. “Kamu malah menuduhku?! Berkacalah, barangkali kau yang bunuh dia! Bukankah perselingkuhan kalian ketahuan istrinya dan sebentar lagi kau diminta mengundurkan diri?!”
Orang-orang yang berkumpul menyaksikan pertikaian itu menatap sinis pada Agyness. Merasa mendapat angin, Tabula melanjutkan kemarahannya. “Ini Pak Polisi. Ketika saya tadi tanya kenapa datang lebih awal, Agyness bilang mau membereskan persiapan upacara bendera. Padahal ini upacara kecil. Sudah rutin pula.”
Dang Radang tenang berujar, “Sudah, tenang semua. Tidak usah saling tuding. Salah satu dari Anda memang sengaja mengaliri setrum pada tiang bendera ini untuk membunuh Pak Doski,” kata Dang.