RAWAT DAYA TAHAN TUBUH ALA FLEXITARIAN
Meski tidak tergolong baru, metode flexitarian justru belum sepopuler metode pola makan sehat lainnya di Indonesia. Padahal, metode yang berfokus pada peningkatan konsumsi buah dan sayur tanpa menghilangkan konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya ini dinilai cukup ideal untuk menjaga daya tahan tubuh, terutama saat pandemi.
Dokter dan konsultan gizi dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes menuturkan, menjaga daya tahan tubuh berkaitan erat dengan menu makanan sehat yang fleksibel. Tujuannya, agar kita dapat mendapatkan manfaat terbaik dari jenis pola makan yang dipilih tanpa khawatir kekurangan nutrisi dan energi.
Rita menjelaskan, sebanyak 93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh. Di sini, metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang tergolong cukup mudah untuk diadopsi yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
National Center for Biotechnology Information mengungkapkan, salah satu manfaat flexitarian yakni berkurangnya risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung hingga 32 persen, turunnya berat badan secara stabil dan konsisten, serta bertahannya kemampuan memori.
Di sisi lain, sayur dan buah yang wajib menjadi menu harian saat menerapkan metode flexitarian terkadang menjadi tantangan karena masa simpannya tak lama. Salah satu solusinya yakni kombinasi pembelian buah dan sayur segar dan organik dengan produk cold-pressed juice.
Teknik ini terbukti dapat mencegah terpaparnya buah dan sayur dari panas dan oksidasi. Teknik yang baik, suhu produksi 8-12o C dan suhu penyimpanan 0-4o C, serta penggunaan air reverse osmosis dapat menghasilkan satu botol 435 ml cold-pressed juice higienis dengan ka
ndungan nutrisi 1 kg sayur organik dan buah segar asli, serta memiliki masa simpan lebih lama dalam lemari pendingin karena juga diolah melalui teknologi
HPP (High-Pressure Technology).