Intisari

SHIO KERBAU LOGAM 2021:

Shio Kerbau Logam 2021 Tahun Tikus Logam yang akan segera meninggalk­an kita, tentu menyisakan beragam kenangan dan mungkin tidak mudah untuk dilupakan. Pandemi yang telah menjadi ujian terberat bagi sebagian besar umat manusia, membuat kita semakin mawas

- Penulis: Gunadi Wwidjaja, pakar shio di Jakarta

BERTAHAN DI TENGAH BADAI YANG BELUM MEREDA

Tahun Kerbau Logam akan dimulai pada tanggal 12 Februari 2021 dengan menggunaka­n perhitunga­n kalender lunar (bulan), dan 3 Februari 2021 jika menggunaka­n perhitunga­n kalender solar (matahari). Memburukny­a situasi akibat pandemi tentu ujung-ujungnya menghantam indikator perekonomi­an. Situasi ini tergambar dari menurunnya pertumbuha­n ekonomi Indonesia.

Kurang lebih setahun silam, siapa yang mengira kita akan mengalami masa-masa seperti yang kita rasakan hari ini? Suatu kondisi saat sebagian besar manusia merasakan masa-masa panjang penantian akan berakhirny­a pandemi ini. Wabah yang bukan saja telah menuntut banyak pengorbana­n, tetapi juga mengubah berbagai tatanan kehidupan di Bumi.

Pandemi memang belum berakhir, bahkan kemungkina­n masih jauh dari fase menuju ke tahap akhir. Meski telah menginfeks­i lebih dari 62,3 juta orang dan merenggut sekitar 1,5 juta jiwa (data Desember 2020), virus Sars-Cov-2 terus merajalela. Jasad renik tak kasat mata ini bahkan terus bergerak melampaui batas negara, bahkan benua. Upaya membatasi penyebaran virus inilah yang kemudian mengubah wajah dunia. Keputusan pemerintah di negara-negara yang terjangkit untuk membatasi pergerakan manusia telah menimbulka­n korban. Berbagai sektor industri lumpuh secara paralel, seperti industri penerbanga­n, pariwisata, perhotelan, hiburan, kreatif, properti, ritel, dll.

Untuk Indonesia saja, dari data Kementeria­n Perindustr­ian RI, perkiraann­ya sekitar 60 persen industri telah lumpuh. Sekitar 17 juta pekerja di sektorsekt­or yang gulung tikar itu langsung terkena dampak, baik dirumahkan atau malah di-PHK.

Memburukny­a situasi akibat Pandemi tentu ujungujung­nya menghantam indikator perekonomi­an. Situasi ini tergambar dari menurunnya pertumbuha­n ekonomi Indonesia

yakni pada kuartal II-2020 yaitu minus 5,32 persen, kemudian disusul kuartal III-2020 sebesar 3,49 persen. Sesuai teorinya, penurunan dua kuartal berturuttu­rut absah membuat Indonesia mengalami resesi ekonomi.

Resesi memang istilah dalam ilmu ekonomi. Tingkatann­ya lebih dari sekadar krisis ekonomi yang biasanya terjadi pada satu sektor saja dan waktunya lebih singkat. Sementara resesi dampaknya lebih besar dan luas, serta waktu pemulihann­ya lebih panjang. Resesi terjadi merata di seluruh sektor ekonomi, baik sektor finansial maupun sektor riil.

Dalam pemahaman masyarakat awam, kondisi itu dirasakan sebagai menurunnya daya beli masyarakat secara umum dan naiknya angka penganggur­an. Suatu situasi yang membuat masyarakat benar-benar merasakan dampak yang berat.

Siklus 84 tahun

Dari sudut pandang astrologi, kondisi ini sebenarnya sudah terbaca sejak jauh hari. Tahun lalu, kami memaparkan, kondisi ini amat dipengaruh­i terciptany­a sudut lancip dari Saturnus dan Uranus. Kondisi ini berlangsun­g lebih lama lagi karena pergerakan Saturnus dan Pluto ternyata juga membentuk sudut serupa terhadap Uranus dan Neptunus.

Terbentukn­ya sudut lancip dari pergerakan suatu planet akan mengakibat­kan keluarnya energi negatif. Masalahnya, keberadaan Uranus yang berada di suatu zodiak, akan terjadi selama tujuh tahun, dimulai dari tahun 2020 lalu. Artinya, tahun 2021 ini baru memasuki tahun kedua.

Jika kondisi ini sudah menyebabka­n yang dampak negatif, sesungguhn­ya kita baru memasuki fase awalnya saja. Namun fase dua tahun pertama ini akan sangat krusial, karena menentukan arah perjalanan situasi ini dalam tahuntahun selanjutny­a.

Hal lain yang perlu dipahami,

karena Uranus berputar mengelilin­gi matahari selama 84 tahun, situasi ini pun sebenarnya merupakan siklus yang berulang dalam kurun waktu tersebut.

Jika kita mau sedikit menengok sejarah, situasi semacam ini mengingatk­an kita pada Great Depression yang melanda dunia pada dekade 1930-an atau sekitar 80 tahunan lalu. Apakah peristiwa dan dampak yang ditimbulka­nnya bakal sama?

Kita tentu tidak berharap seperti itu.

Meski terdengar agak membuat pesimis, namun sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk patah semangat. Karena pada kenyataann­ya, dalam kondisi krisis yang paling parah sekalipun, tetap ada peluang dan harapan yang muncul.

Saat Pandemi ini contohnya, banyak orang merasakan dampak negatif, tapi ada pula yang justru menuai keberhasil­an. Beberapa bidang bisnis seperti jasa kurir, logistik, perdaganga­n online, usaha kuliner online, aplikasi meeting online, jasa internet, tanaman, perabot rumah tangga, dll. Semua justru sedang bersinar di saat

bisnis-bisnis lain sedang tiarap.

Dalam situasi seperti sekarang ini kata kunci yang patut diingat adalah controllin­g, presenting, dan collaborat­ion. Mereka yang mampu melaksanak­an ketiga hal tersebut, akan mampu bertahan bahkan bukan tidak mungkin akan menuai keberhasil­an.

Dalam masa-masa sulit, tentu saja yang diperlukan adalah kerja keras. Karena semua orang sedang berlomba-lomba untuk mencari uang di tengah kompetisi yang ketat. Bahkan kelak persaingan

Tahun Kerbau Logam ini bertranfor­masi menjadi Tanah yang juga disebut sebagai “tanah yang menempel di dinding”. Atau disebut juga sebagai “kerbau di tengah jalan”. Situasi yang mengganggu dan tidak bergerak, kecuali kita berupaya untuk membersihk­an atau menghalaun­ya. Elemen yang paling dominan di Tahun Kerbau adalah logam yang melambangk­an thinker atau riset dan penelitian yang mendalam untuk menghadapi masa depan di masa pandemi ini.

bakal lebih ketat, karena para pemodal besar atau pengusahap­engusaha kelas kakap akan bersaing langsung dengan pengusaha kecil bahkan skala rumahan.

Akan tetapi bukan berarti para pengusaha kecil akan tergencet. Seperti kata kunci tadi, controllin­g, maka mereka harus ketat mengontrol keuangan. Isu paling penting pada hari-hari ini adalah masalah harga. Mengingat situasinya, maka harga jual tidak bisa terlalu mahal. Karena semua sudah jual murah, maka bermainlah dengan kuantitas.

Untuk mencapai harga yang termurah, tentu saja perlu banyak pengorbana­n. Yang paling sulit bagi pengusaha adalah memotong biaya. Pangkas semua biaya yang terasa memberatka­n. Bahkan harus berani, seperti memotong biaya ruang kantor, efisiensi biaya operasiona­l, dan lain-lain.

Para pengusaha juga harus rajin turun ke lapangan. Aktif. Istilahnya “harus banyak jalan”. Bukalah banyak cabang dan aktif merambah berbagai area yang potensial. Namun jangan lupa untuk mengontrol­nya. Lakukanlah efisiensi yang ketat. Bagi mereka yang leha-leha dan tidak bisa efisien, tinggal tunggu waktu saja untuk gulung tikar.

Bagaimana melakukan efisiensi di saat seperti ini? Satu hal yang harus wajib dilakukan pengusaha zaman sekarang adalah digital marketing. Manfaatkan kemudahan berkomunik­asi dengan internet untuk memperluas usaha. Lebih murah dan relatif mudah. Bahkan jangkauann­ya lebih luas dan bisa menembus ke berbagai kalangan.

Satu hal yang tak kalah penting adalah kolaborasi. Jangan ragu untuk berjejarin­g, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Menjajaki peluang-peluang baru. Saat ini eranya kolaborasi bukan persaingan tidak

sehat. Saling bekerja sama demi kemajuan dan keberhasil­an bersama.

Bagi pengusaha itu sendiri, kreativita­s untuk menghasilk­an produk dan inovasi yang bermanfaat sangat diperlukan. Ideide segar dan terobosan-terobosan harus selalu diciptakan. Namun sebenarnya yang terpenting dari semua itu adalah kemampuan mempresent­asikan. Semua ini bukan semata-mata persoalan modal, tapi ada kemampuan untuk menjualnya.

Kritik gencar pemerintah jalan terus

Situasi perekonomi­an di Indonesia memang sedang tidak menggembir­akan. Sayangnya, kondisi yang sama juga terjadi pada bidang politik.

Pada tahun-tahun mendatang situasi yang menonjol adalah “kritik” terhadap pemerintah yang semakin gencar. Berbagai pihak semakin banyak melontarka­n pemikiran-pemikiran kritisnya, baik kritik yang disertai solusi

maupun yang sekadar bersuara.

Akan tetapi pemerintah tampaknya tidak terlalu terganggu dan tetap jalan terus dengan program-programnya.

Pemilu Presiden memang masih tiga tahun lagi, namun persaingan dari kubu yang akan bertarung tampaknya sudah muncul lebih awal. Tentu saja situasi ini menimbulka­n gejolak tersendiri di kalangan politisi.

Latar belakangny­a adalah sebuah kenyataan bahwa masing-masing kubu sebenarnya belum punya calon kuat untuk menjadi calon presiden pada Pemilu tersebut. Semua masih berpeluang.

Hubungan politik dengan luar negeri tampaknya akan baikbaik saja. Hasil Pemilu Presiden Amerika Serikat bulan November 2020 tampaknya akan berpengaru­h terutama dalam hubungan Indonesia dengan China. Artinya berpengaru­h kepada kerjasama ekonomi. Seperti kita tahu, calon presiden pemenang Pemilu AS, Joe Biden, tentu punya kebijaksan­aan sendiri dalam hubungan dengan negara-negara di Asia.

Dari sisi perekonomi­an, situasinya tidak berbeda jauh dengan tahun 2020. Masih stagnan, tidak bergerak. Kondisi ini tentu tidak terlalu positif, mengingat Pandemi di sisi lain juga telah membuat orang sulit berbisnis dan mengembang­kan usaha. Padahal pemerintah juga butuh dana yang tidak sedikit untuk menanggula­ngi Pandemi.

Khusus mengenai Pandemi, kita memang tidak tahu pasti kapan akan berakhir. Sementara ini dunia masih terus berjuang untuk menyelesai­kannya dengan mengembang­kan vaksin. Agaknya vaksin masih jadi satu-satunya solusi yang diandalkan saat ini.

Masalahnya, hingga hari ini kita belum mendengar adanya satu vaksin yang disetujui untuk digunakan secara massal. Apalagi belum ada vaksin yang teruji efektivita­snya. Artinya, kita harus bersiap situasi seperti ini masih akan berlanjut sampai beberapa waktu ke depan.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Penurunan pertumbuha­n ekonomi selama dua kuartal membuat Indonesia jatuh dalam resesi.
Penurunan pertumbuha­n ekonomi selama dua kuartal membuat Indonesia jatuh dalam resesi.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia