Intisari

MENIKAH, SIAP APA SEPI?

- Penulis: Yds Agus Surono

“Kapan menikah?”

Pertanyaan seperti ini hampir pasti dialami semua dari kita yang beranjak dewasa. Dalam lini masa kehidupan, pertanyaan “kapan” selalu membuntuti.

Kapan sekolah, kapan lulus, kapan menikah, … sampai yang guyon, kapan meninggal?

Menginjak dewasa memang menjadi fase membangun keluarga. Dari berbagai obrolan dengan beberapa orangtua, fase ini menjadi fase dag-dig-dug karena orangtua tentunya ingin anaknya membangun keluarga yang bahagia.

Akan tetapi, banyak yang bilang bahwa jodoh itu misteri. Saya punya teman yang sudah berpacaran dari kecil. Kebetulan pacar teman saya tetanggaan. Ketika kuliah terpisah jarak, mereka rajin berkomunik­asi dengan surat atau telepon interlokal. Toh mereka tak berjodoh. Tak berlanjut ke jenjang pernikahan. Kandas di ujung tahapan ketika mau akad nikah.

Itu baru tahap pacaran, belum membina rumah tangga. Dalam hal ini lamanya pacaran yang dikatakan masa untuk mengenal pasangan pun tak menjamin hubungan mereka langgeng. Ada yang ketemu jodohnya sebentar, tapi hubungan pernikahan mereka langgeng. Pun ada yang dicomblang­i, mereka bisa mewujudkan hubungan yang langgeng sampai kakek-nenek.

Di sisi lain, mereka yang berpacaran lama ternyata kandas dalam melajukan biduk keluarga mereka. Apakah masa pacaran lama mereka kurang produktif sehingga tidak bisa mengenal pasangan luar dalam? Wallahuala­m.

Menikah memang bukan soal usia, tapi upaya menemukan orang yang tepat, kata Sophia Bush, seorang aktris. Dua hal yang bisa kita garis bawahi: soal usia dan orang yang tepat.

Dalam memulai sebuah hubungan, selain memastikan apakah dia seiman, seimbang, dan sepadan, terkadang kita lupa menanyakan hal yang tidak kalah penting, yaitu alasan atau dasar kita memulai sebuah hubungan tersebut. Apakah atas dasar kesiapan atau kesepian?

Soalnya, ketika dasarnya sudah salah, maka tentu hubungan tadi tidak akan bertahan lama.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia