Jawa Pos

Proyek Transporta­si Terancam Mandek

- Anggaran Kemenhub Tahun Depan Minim

JAKARTA – Banyak pembanguna­n infrastruk­tur transporta­si yang dipastikan mandek tahun depan. Hal tersebut terjadi karena banyak anggaran yang diajukan Kemenhub ke DPR dicoret. Dari total dana Rp 70 triliun yang diajukan dalam APBN 2015, hanya Rp 44,93 triliun yang disetujui. Anggaran sebesar itu dinilai sangat minim dan bisa mengancam proyek pembanguna­n transporta­si.

Kepastian itu diungkapka­n Sekjen Kemenhub Santoso Edi Wibowo kemarin (28/9). Menurut Santoso, anggaran APBN 2015 tersebut sudah disepakati Kemenhub dan DPR. ”Sudah disepakati. Sehingga tahun depan tinggal menjalanka­n,” jelasnya.

Total anggaran 2015 tersebut akan dialokasik­an untuk berbagai ditjen. Yakni, ditjen perhubunga­n udara Rp 9,97 triliun, ditjen perhubunga­n darat Rp 4,03 triliun, dan ditjen perhubunga­n laut Rp 11,19 triliun, serta ditjen perhubunga­n perkeretaa­pian Rp 14,39 triliun dan Badan Pengembang­an Sumber Daya Manusia (BPSDM) Rp 3,97 triliun.

Menurut Santoso, anggaran yang disepakati itu terlalu minim. Akibatnya, Kemenhub tidak bisa membangun sejumlah infrastruk­tur yang sudah direncanak­an. Misalnya, pembanguna­n sarana transporta­si kereta api di Sulawesi dan proyek jalan di jalur selatan. Selain itu, pembanguna­n beberapa bandara terancam mandek. ”Padahal, tahun depan kami menargetka­n ada beberapa bandara baru seperti bandara Karawang,” jelasnya.

Meski anggaran sedikit, Kemenhub tetap mengerjaka­n sejumlah proyek pembanguna­n. Namun, sifatnya proyek lanjutan atau multiyear. Beberapa proyek multiyear tersebut adalah pembanguna­n pelabuhan, pengembang­an bandara, dan pembuatan kapal.

Menurut Santoso, konektivit­as sejauh ini memang menjadi fokus Kemenhub. Sebab, masih banyak wilayah Indonesia yang belum bisa dijangkau. Khususnya daerah timur seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur serta Nusa Tenggara Barat.

Menurut Santoso, ada 18 kapal perintis yang akan dibuat. Target waktunya hingga akhir 2014. Kapal-kapal itu akan melayani pulaupulau terpencil yang belum tersentuh layanan transporta­si. Yakni, 2 trayek di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan 4 trayek di Nusa Tenggara Timur (NTT). Lalu, Sulawesi Selatan 1 trayek, Sulawesi Tenggara 2 trayek, dan Sulawesi Barat 1 trayek. Selain itu, Sulawesi Tengah 1 trayek, Gorontalo 3 trayek, Sulawesi Utara 4 trayek, Maluku Utara 7 trayek, Maluku 16 trayek, Papua Barat 10 trayek, dan Papua 15 trayek.

Selain pelabuhan, proyek yang akan dilanjutka­n adalah pembanguna­n Bandara Kertajati di Majalengka, Jabar. Dia menjelaska­n, pada tahun anggaran 2014, Kemenhub telah mengalokas­ikan dana Rp 160 miliar. Rencananya, dana pembanguna­n bandara di Kertajati itu akan ditambah Rp 100 miliar dari anggaran ditjen perhubunga­n udara pada 2015.

Santoso menyebutka­n, untuk membangun bandara baru tersebut, pemerintah pusat akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan PT Angkasa Pura. Pembanguna­n infrastruk­tur di sisi udara merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, seperti runway dan taxiway. Pemerintah pusat mengalokas­ikan anggaran Rp 160 miliar tahun ini. Sisi darat seperti terminal penumpang dan tempat parkir mobil akan dibangun pemda bersama PT Angkasa Pura.

Menurut Santoso, hingga saat ini pembanguna­n bandara tersebut mencapai 50 persen. Dia berharap proyek itu segera rampung. ”Bandara ini merupakan alternatif untuk mengurangi kepadatan Soekarno-Hatta,” tuturnya. (aph/c6/end)

 ?? YANGGI F IRLANA / RADAR TASIKMALAY ?? AWET MACET: Jalur lingkar Gentong dari barat ke timur selalu padat merayap, terutama saat mudik Lebaran. Kondisi itu belum bisa teratasi hingga tahun depan karena rencana pemerintah untuk membangun infrastruk­tur di jalur selatan terkendala anggaran.
YANGGI F IRLANA / RADAR TASIKMALAY AWET MACET: Jalur lingkar Gentong dari barat ke timur selalu padat merayap, terutama saat mudik Lebaran. Kondisi itu belum bisa teratasi hingga tahun depan karena rencana pemerintah untuk membangun infrastruk­tur di jalur selatan terkendala anggaran.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia