Tiga Tim Intelijen Telusuri Calon Pimpinan KPK
JAKARTA – Seleksi calon pimpinan (capim) KPK pengganti Busyro Muqoddas memasuki masa krusial, yakni penelusuran rekam jejak. Panitia seleksi (pansel) melibatkan intelijen dari kepolisian, kejaksaan, dan tim swasta bentukan panitia. Tahapan tersebut bisa membuka borok capim yang mungkin ditutupi.
Juru Bicara Pansel Imam Prasodjo mengatakan, enam orang yang bakal ditelusuri. Mereka adalah Jamin Ginting, Busyro Muqoddas, I Wayan Sudirta, Ahmad Taufik, Robby Arya Brata, dan Subagio. Mereka adalah orang-orang yang dinyatakan lulus dari seleksi profile assessment.
”Bobot rekam jejak ini bisa men- dukung atau sebaliknya bisa fatal. Kalau menemukan yang sangat menimbulkan kekhawatiran, bisa saja menjadi fatal dan calon digugurkan,” ujarnya saat dihubungi semalam.
Meski demikian, Imam berharap agar para calon tidak berpikiran bahwa rekam jejak selalu terkait dengan hal-hal buruk. Justru dari penelusuran itu bisa diketahui apakah seseorang benar-benar memiliki integritas. Pansel dipastikan melihat laporan secara menyeluruh.
Apalagi, informasi dari tiga tim intelijen itu disampaikan sendirisendiri. Hal itu membuat pansel semakin punya banyak pandangan terkait dengan capim tertentu. Selain itu, pansel membuka masukan dari masyarakat maupun LSM. ”Biasanya masyarakat punya informasi-informasi khusus karena dekat dengan calon,” terangnya.
Imam menjelaskan, dari rekam jejak itu, pihaknya tidak memiliki target berapa yang akan diloloskan. Semua bergantung kepada laporan yang masuk. Jadi, dia belum tahu berapa orang yang bisa menjalani wawancara pada tanggal 9 dan 10 Oktober nanti. Setelah melalui tahap wawancara, akan dihasilkan dua nama untuk diserahkan kepada presiden. Lantas, presiden akan menyerahkan dua nama tersebut ke DPR untuk dipilih satu nama. ”Jabatan Pak Busyro selesai pada 10 Desember nanti. Penggantinya harus siap sebelum itu.” (dim/c4/sof)