Jawa Pos

Praveen/Debby Jadi Kuda Hitam

-

Pada final hari ini, Owi/Butet menghadapi lawan tangguh. Yakni, juara dunia 2014 yang juga peraih emas Olimpiade London 2012 asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Zhang/ Zhao lolos ke final setelah menundukka­n pasangan non unggulan asal In donesia Praveen Jordan/Debby Susanto. Meski melakukan perlawanan keras pada game pertama, Praveen/Debby akhirnya takluk dengan skor 19-21, 17-21dalam waktu 48 menit.

Owi/Butet tentu saja tidak gentar dan takut dengan status Zhang/Zhao. Secara head-to

dua pasangan itu samasama kuat. Dalam sepuluh pertemuan, kedua pasangan berbagi kemenangan 5-5. Pertemuan terakhir terjadi pada partai final All England 2014. Ketika itu Owi/Butet menang meyakinkan 21-13, 21-17.

’’Kalau dibandingk­an dengan Xu Chen/Ma Jin, permainan Zhang Nan/Zhao Yunlei lebih matang. Jika Xu Chen/Ma Jin saat ditekan sulit keluar, Zhang Nan/Zhao Yunlei sebaliknya. Pokoknya, penampilan kami harus lebih dari hari ini,’’ tegas Owi, pebulu tangkis 27 tahun yang lahir di Banyumas, Jawa Tengah. ’’Kami sih nggak boleh puas, harus lebih lebih lagi. Harus siap-siap capek, lebih ngotot. Intinya, kami sudah siap dalam pertanding­an besok (hari ini, Red),’’ lanjut Butet.

Sementara itu, Praveen/Debby sudah cukup senang dengan pencapaian hingga semifinal. Meraih perunggu bagi pasangan yang tidak masuk dalam daftar unggulan adalah hasil yang sejatinya sangat baik.

’’Kami bisa menerapkan apa yang ada di latihan dalam pertanding­an. Kami juga tampil lepas dan all-out,’’ ungkap Debby. ’’Kami kira, kami memperoleh banyak pelajaran dari kekalahan ini. Kami tahu apa yang akan kami mainkan jika ketemu mereka lagi,’’ tambah Praveen.

Kontingen Indonesia memang menargetka­n emas dari Owi/ Butet. ’’Soal Praveen/Debby, saya sudah puas dengan pencapaian mereka. Saya memang berharap mereka menang dan menjadi kuda hitam di turnamen ini,’’ tutur Richard Mainaky, pelatih ganda campuran. (*/c14/ca)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia