Rp 1,9 Miliar untuk Pengembangan UKM
GENTENG – Usaha kecil menengah mendapat perhatian serius dari Pemkot Surabaya. Salah satunya memberikan fasilitas tempat pamer dan ikut pameran di luar kota. Untuk program fasilitas pengembangan ekonomi itu, pemkot menyiapkan anggaran Rp 1,9 miliar.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB (Bapemas KB) Nanis Chairani menyatakan, dengan fasilitas itu, masyarakat bisa mengembangkan usaha dan mudah menjual produk yang dihasilkan. ”Kami bantu menjualkan,” terang dia.
Ada berbagai macam cara untuk membantu menjualkan produk UKM. Salah satunya road show pameran di kantor kecamatan. Selain itu, se- tiap tahun pemkot mengadakan pahlawan ekonomi. Ketika acara berlangsung, berbagai produk karya masyarakat dipamerkan.
Pengembangan UKM juga bisa dilakukan dengan ikut pameran di luar kota dan luar pulau. Tahun ini pemkot beberapa kali mengirimkan perwakilan untuk mengikuti pameran. Misalnya, pameran di Pekanbaru, Padang, dan Pontianak. ”Kami mencoba mengenalkan produk Surabaya,” tutur dia.
Respons masyarakat luar kota dan pulau sangat bagus terhadap produk Surabaya. Mereka langsung berhubungan dengan pemilik produk untuk menjalin kerja sama bisnis. Selain pameran di luar kota dan pulau, kata Nanis, pihaknya menyediakan tempat pamer di mal. Di antaranya, di ITC, Royal Plaza, dan BG Junction. Ada satu stan di mal tersebut yang disewa khusus untuk memamerkan produk UKM.
Salah satu pengembangan UKM digalakkan di kawasan Dukuh Pa- kis. Kemarin sedikitnya 125 warga dari kelurahan di kecamatan tersebut mendapatkan pembekalan keterampilan. Bekerja sama dengan Bapemas KB Kota Surabaya, beragam keterampilan disampaikan dalam pelatihan tersebut. Misalnya, kuliner, handicraft, serta jenis keterampilan lain. Selain itu, mereka diajari strategi pemasaran.
Sekretaris Kecamatan Dukuh Pakis Nanang Hariadi mengatakan, kegiatan itu rutinitas tahunan. Pesertanya ibu rumah tangga yang diseleksi di tingkat kelurahan. Kategorinya, mereka tidak bekerja serta memiliki ketekunan dan keinginan untuk maju. ’’Mereka yang lolos seleksi mengikuti pelatihan di kecamatan selama tiga hari,’’ ucapnya.
Nanang menceritakan pengalaman tahun lalu. Alumnni pembekalan keterampilan itu sudah mandiri. Mereka yang biasa menganggur di rumah kini memiliki pekerjaan sambilan. (lum/riq/c6/tia)