Bongkar Bangli Jalan Setail
WONOKROMO – Bangunan liar (bangli) di sepanjang Jalan Setail tidak lama lagi dirobohkan. Dua pekan ke depan bangunan yang berdiri di atas sungai itu rata dengan tanah. Sayang, setelah ditertibkan, sebagian pedagang masih diperbolehkan berjualan. Tentu, itu akan tetap mengotori lingkungan
Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto menyatakan, bangli Jalan Setail menjadi prioritas penertiban karena lokasinya berada di tengah kota dan dekat dengan tempat wisata Kebun Binatang Surabaya (KBS). Apalagi, kata dia, manajemen KBS akan melakukan pengembangan sampai ke Jalan Setail. ”Sebelum pengembangan dilakukan, bangli harus dibersihkan,” jelasnya.
Jumlah bangli yang berdiri di sepanjang jalan itu sekitar 50 unit. Fungsi bangunan bermacammacam. Ada yang dipakai untuk warung, toko, bengkel, dan tempat tinggal. Keberadaannya menjadikan lingkungan sekitar kumuh. Terutama bangli yang dijadikan tempat tinggal. Pemiliknya tidak menjaga lingkungan dengan baik.
Irvan menyatakan, semua bangli akan dibongkar. Baik yang warung, toko, maupun tempat tinggal. Tidak ada toleransi bagi mereka. Pihaknya, kata dia, sudah memberikan tiga kali surat peringatan terkait penertiban. Minggu lalu dia juga mengumpulkan seluruh pemilik bangli di kantor Kecamatan Wonokromo.
Dalam rapat itu sudah dijelaskan terkait aturan pendirian bangunan, fungsi jalan, dan rencana pengembangan KBS. Selain itu, satpol PP menjelaskan bahwa khusus warga yang ber-KTP Surabaya masih tetap bisa berjualan di lokasi tersebut. Dengan syarat, mereka menggunakan tenda bongkar pasang. ”Setelah ditertibkan, tidak boleh ada bangunan permanen,” kata dia.
Menurut mantan camat Rungkut itu, yang diperbolehkan hanya berjualan, bukan bertempat tinggal di lokasi tersebut. Bangli yang selama ini digunakan tempat tinggal akan dirobohkan. Warga Surabaya yang tinggal di tempat itu akan diusulkan untuk pindah ke Flat Siwalankerto yang baru selesai dibangun. (lum/c10/tia)