Jawa Pos

Ortu Resah Isu Penculikan Anak

- Terjadi Masif di Jawa Timur

SURABAYA – Isu penculikan anak di sejumlah kabupaten/ kota di Jawa Timur semakin tidak terkendali. Penyebaran isu melalui media sosial dan SMS itu tidak hanya dilakukan di kota-kota besar, tetapi juga mulai merambah ke kota-kota kecamatan. Akibatnya, para orang tua yang mempunyai anak di bangku TK dan SD menjadi resah.

Berdasar pantauan Jawa Pos, isu penculikan anak dari sumber tidak jelas itu terjadi secara terpola dan merata di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Kediri, Jember, sampai Bondowoso. Di kota-kota tersebut pola penyebaran­nya hampir seragam, yakni berawal dari SMS dan BBM dengan imbauan waspada, isi cerita anak hilang yang ditemukan tewas, kemudian disebutkan tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi sekitar SMS disebar, dan terakhir disebut nama pejabat kepolisian setempat.

Berikut salah satu contoh pesan singkat yang menyebar di Mojokerto dan Sidoarjo yang ditemukan Jawa Pos Radar Mojokerto: ” Yang punya anak, adik, dan keponakan kecil Hati2 skrg marak penculikan… tadi d temukan mayat anak kecil tanpa kepala d desa kedung mojo balong bendo. Waspada sma pedagang keliling yg asing dikmpung dan pengamen2 badut serta mobil avanza putih yg blm diketahui nopolnya. tlong sebrkn ini supaya qta lbih hti2. Polsek jetis mojokerto Akp johar spd.’’ Karena isinya memang mengejutka­n, SMS atau BBM broadcast itu menyebar dari mulut ke mulut.

Polisi memastikan bahwa isu yang merebak tersebut merupakan kabar bohong yang disebarkan orang yang tidak bertanggun­g jawab. ”Kami sudah melakukan pengecekan dan tidak ada laporan yang masuk tentang penculikan anak-anak,” kata Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Sumaryono.

Pengecekan tidak hanya untuk wilayah Surabaya, tetapi juga ke Sidoarjo. Hasilnya, tidak ada satu pun laporan yang masuk ke meja polisi. Padahal, dengan kabar semasif itu, seharusnya ada laporan ke polisi. Apalagi yang diculik adalah anak-anak yang sudah pasti orang tua khawatir dan melapor ke polisi. ”Jangan mudah percaya dengan isu yang berkembang atas dasar katanya,” pesan Sumaryono. Perwira polisi asal Surabaya itu menambahka­n, jajarannya sedang menelusuri pihak-pihak di balik penyebaran isu penculikan tersebut.

Bagaimana hasil penelusura­n polisi? Sejauh ini laporan penangkapa­n hanya muncul dari wilayah Polres Jombang. Jawa Pos Radar Mojokerto melaporkan, seorang pemuda, AW, 22, warga Desa Plandi, Kecamatan Jombang, kini ditetapkan sebagai tersangka penyebaran berita palsu bahwa ada penculikan dan penemuan mayat bayi tanpa kepala di Desa Tambakbera­s, Kecamatan Jombang. Sayang, setelah diperiksa, dia mengaku juga sekadar meneruskan SMS bohong itu.

Kasatreskr­im Polres Jombang AKP Harianto Rantesalu mengatakan, selain menimbulka­n keresahan luar biasa di masyarakat, penyebaran berita palsu oleh AW melanggar UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). ’’Tersangka mengaku mendapat pesan SMS dari orang lain dan ini yang sedang kita buru. Siapa dia dan dimana asalnya,’’ tegas Harianto.

Dampak penyebaran isu menyesatka­n soal penculikan anak itu bahkan membawa korban di Bondowoso. Jawa Pos Radar Jember melaporkan, Sunaryo, 52, warga Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, hampir dikeroyok warga saat berada di Desa Mengok, Kecamatan Pujer. Karena sering mondar-mandir dan terlihat bingung di jalan, warga Mengok menuding Sunaryo sebagai penculik anak, lalu warga memukuli Sunaryo hingga babak belur.

Beruntung, ada petugas Polsek Pujer yang datang ke lokasi, lalu mengamanka­n Sunaryo –yang kemudian diketahui menderita sakit ayan– dari amuk massa. Kapolres Bondowoso AKBP Sabilul Alif memperinga­tkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada SMS yang berisi penculikan anak. ”Ini jelas provokasi. Isinya hanya membuat situasi tidak tenang.”

Direskrimu­m Polda Jatim Kombespol Bambang Priambodo menegaskan, Polda Jatim menginstru­ksi satuan pembinaan masyarakat (satbinmas) di 39 polres jajaran untuk melakukan sosialisas­i. ”Dalam pengarahan itu, akan dijelaskan bahwa isu penculikan anak tersebut tidak benar. Sehingga masyarakat tidak panik jika mendapatka­n kabar burung tersebut,” terangnya. (JPNN/dor/fim/laz/c6/kim)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia