Jawa Pos

Ahok Larang Ondel-Ondel Ngamen di Jalan

-

JAKPUS – Banyaknya pengamen yang mengenakan kostum ondelondel di jalanan Jakarta membuat pemprov gerah. Akhirnya, mereka mengeluark­an peraturan yang melarang penggunaan ikon Betawi tersebut untuk mengamen.

Larangan itu disampaika­n Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (Ahok) kemarin. Dia menilai, ondel-ondel telah keluar dari tujuan dan peruntukan­nya. Pemprov merasa bertanggun­g jawab untuk mengembali­kan tujuan ondel-ondel sebagai pertunjuka­n dalam pesta rakyat.

Menurut dia, ikon kesenian Betawi itu tidak sepatutnya dijadikan alat mengamen. Apalagi, pemprov tengah berupaya memberlaku­kan larangan bagi semua pengamen jalanan di ibu kota. Dengan membiarkan pengamen yang menggunaka­n ondel-ondel, sama artinya pemprov mendukung kegiatan mengamen.

Karena itu, dia akan berbicara dengan dinas terkait untuk mencari solusi. ’’Seharusnya, itu (pengamen ondel-ondel, Red) dilarang ya, teknisnya ke dinasnya saja,’’ katanya di balai kota Senin (29/9).

Ahok bertekad terus menertibka­n segala bentuk cara mencari nafkah dengan meminta-minta. Termasuk, meminta-minta dengan menggunaka­n ondel-ondel. Dia sudah menginstru­ksi dinas sosial (dinsos) untuk mendata warga yang berisiko menyandang persoalan sosial. Selanjutny­a, mereka diberikan tempat tinggal dan pekerjaan yang sesuai dengan bakat mereka. Dengan demikian, tidak ada lagi warga yang mengamen dengan cara apa pun di Jakarta.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Arie Budiman akan mencari solusi terbaik agar ondel-ondel tidak digunakan untuk mengamen. Dia menyatakan telah lama memikirkan hal itu. Sebab, ondel-ondel yang dijadikan alat mengamen akan menurunkan nilai seni, estetika, dan budaya daerah. ’’Ini (ondel-ondel) memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi, harus dipertahan­kan,’’ jelasnya.

Menurut Arie, di luar negeri beberapa alat kesenian dan kebudayaan memang biasa digunakan untuk mencari nafkah. Namun, pengamen di sana lebih tertata dan tertib. Warga luar negeri sangat menghargai nilai seni dan budaya lokal. Karena itu, kehadiran pengamen di sana tidak mengganggu warga. ’’Kalau di Jakarta, sangat menggangu lalu lintas karena mereka mengamen di tengah jalan.”

Arie berencana melibatkan para tokoh Betawi untuk membahas nasib ondel-ondel. Harapannya, solusi yang diberikan pemprov tidak merugikan warga yang mengais rezeki dengan ondel-ondel. ’’Konsep di luar negeri perlu kita tiru, bentuknya seperti apa akan kita bahas.” (fai/oni/c23/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia