Ontake Meletus Lagi, Stop Evakuasi
TOKYO – Pemerintah Jepang bekerja esktrakeras untuk menemukan para pendaki yang terjebak letusan Gunung Ontake Sabtu siang (27/9). Kemarin (29/9) ratusan petugas pemadam kebakaran, polisi, tentara, dan pasukan khusus militer dikerahkan untuk mencari korban. Mereka menggunakan helikopter agar bisa mencapai puncak gunung dengan cepat. Hasilnya, lima orang lagi ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Penemuan korban baru itu membuat korban jiwa letusan Gunung Ontake menjadi 36 orang. Sebanyak 31 orang korban sudah dievakuasi Minggu (28/9). Seluruh korban sudah tidak bernapas. Sementara itu, korban lukaluka mencapai 60 orang.
Sampai kemarin diperkirakan masih ada 24 korban lain yang belum ditemukan. Sayang, keluarga penda- ki yang hilang itu harus bersabar. Sebab, pencarian harus dihentikan sementara kemarin siang. Gunung setinggi 3.067 meter tersebut masih aktif dan sering menyemburkan batu, abu, dan gas hidrogen sulfida. Gas beracun dan kondisi medan yang berbahaya dikhawatirkan akan mengancam nyawa tim penyelamat.
”Saya melihat batu-batuan terlempar ke udara dari pusat semburan,” ujar seorang anggota tim penyelamat. Sejatinya tim penyelamat sudah menggunakan berbagai peralatan untuk melindungi diri. Misalnya, helm, masker, kacamata khusus, dan rompi antipeluru.
Badan Meteorologi Jepang telah memberikan peringatan kenaikan level letusan Gunung Ontake dari 1 ke 3. Artinya, warga disarankan tidak mendekati gunung, terlebih puncaknya. Mereka juga memperkirakan bahwa letusan besar lain di Gunung Ontake akan terjadi sekitar enam hari ke depan. Sebaliknya, letusan-letusan kecil terjadi sejak Minggu (28/9).
Vulkanolog Badan Meteorologi Jepang Toshitsugu Fuji menegaskan bahwa menentukan perkiraan yang akurat terkait waktu letusan sangat sulit. ’’Ini benarbenar sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Itu adalah kenyataan bahwa pengetahuan kami terbatas,” ujarnya.
Di sisi lain, kisah-kisah para korban mulai bermunculan. Seiichi Sakurai, pekerja di penginapan dekat puncak gunung, mengungkapkan bahwa ketika letusan terjadi, banyak pendaki yang berlindung di tempatnya. Namun, dia tidak bisa menyelamatkan semuanya.
”Abu menyembur dengan cepat secara tiba-tiba. Beberapa orang tertimbun hidup-hidup. Saya tidak bisa melakukan apa pun selain mengatakan (kondisi korban) ini pada tim penyelamat,” ujarnya.
Pendaki yang selamat menceritakan, mereka mendengar seorang anak laki-laki berteriak kepanasan dan tidak bisa bernapas. Belum diketahui apakah anak tersebut selamat atau tidak. (AFP/BBC/CNN/sha/c10/ami)