Jawa Pos

Posisi Terlemah sejak 11 Februari 2014

-

”Ini dipicu The Fed (Bank Sentral AS) yang akan mempercepa­t kenaikan suku bunga,” ujarnya di gedung DPR kemarin (29/9).

Kenaikan suku bunga di AS merupakan sinyal bahwa pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam tersebut mulai terlihat nyata. Itu memicu para pemilik modal yang selama ini menaruh dana pada aset-aset di emerging makets menarik dananya dan menempatka­n di AS. Akibatnya, USD pun menguat signifikan terhadap berbagai mata uang.

Menurut Chatib, potensi kenaikan suku bunga di AS tersebut sudah beberapa kali disampaika­n Chairperso­n The Fed Janet Yellen sehingga memicu pasar untuk melakukan antisipasi. Apalagi, ada kemungkina­n rencana kenaikan suku bunga tersebut dipercepat. ”Jadi, ini murni karena (Janet) Yellen,” ucapnya.

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI) kemarin menunjukka­n, rupiah ditutup di level Rp 12.120 per USD, melemah 113 poin bila dibandingk­an dengan penutupan Jumat (26/9) yang di posisi Rp 12.007 per USD. Posisi Rp 12.120 per USD itu juga merupakan level terlemah sejak 11 Februari 2014, ketika ditutup di level Rp 12.174 per USD.

Chatib membantah anggapan bahwa pelemahan rupiah saat ini sebagai imbas dari panasnya tensi politik di Indonesia, terutama terkait dengan pengesahan UU Pilkada, sehingga membuat investor kabur. ”Mata uang negara lain juga melemah. Ini tidak ada kaitannya dengan pilkada,” tuturnya.

Chatib mengatakan, pemerintah memang sudah lama memprediks­i dan mengantisi­pasi risiko depresiasi rupiah saat ini. Karena itu, dia meminta pelaku usaha untuk tetap tenang. Dia juga meyakini, tekanan terhadap rupiah akan mereda jika pemerintah­an Joko Widodo bisa menunjukka­n keseriusan dalam pengelolaa­n fiskal. ”Jadi, sampai saat ini tidak ada yang perlu dikhawatir­kan,” ujarnya.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembanguna­n Firmanzah menambahka­n, pelemahan rupiah saat ini sesuai dengan prediksi pemerintah bahwa kebijakan The Fed akan menekan mata uang global. ”Karena itu, pemerintah maupun pelaku usaha harus siap dan memitigasi risiko depresiasi ini,” ucapnya. (owi/c10/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia