Jawa Pos

Demonstran Pro-Pemilu Langsung Tolak Bubar

- PM Inggris Ingatkan Tiongkok soal Kesepakata­n Demokrasi Hongkong

HONGKONG – Demo besarbesar­an prodemokra­si di Hongkong terus berlanjut. Bukannya menyusut, jumlah massa bertambah kemarin sore (30/10). Tidak ada tanda-tanda mereka bakal membubarka­n diri dalam waktu dekat. Mereka berencana menyambut peringatan ke-65 Hari Nasional Tiongkok yang jatuh pada hari ini. Peringatan tersebut menandai berkuasany­a Partai Komunis di Tiongkok.

’’Saya rasa ada tambahan massa di atas seratus ribu orang akan turun ke jalan malam ini menjelang peringatan Hari Nasional,’’ ujar aktivis Occupy Central Ed Chin.

Massa yang bergerak bukan lagi hanya pelajar dan mahasiswa. Berbagai gerakan yang mendukung demokrasi serta perorangan, baik tua maupun muda, berkumpul menduduki pusat kota.

Tindakan demonstran itu tentu saja membuat panik pemerintah Hongkong. Pasalnya, hari ini petinggi Beijing berdatanga­n ke Hongkong untuk merayakan peringatan hari bersejarah tersebut. Pemerintah Hongkong tentu tidak ingin para pejabat tersebut melihat pemandanga­n ribuan demonstran menduduki jalan tersebut. Terlebih, lokasi festival peringatan Hari Nasional tersebut berdekatan dengan jalanan yang dikuasai demonstran.

Chief Executive Hongkong Le- ung Chun-ying menegaskan bahwa para demonstran sudah di luar kontrol. ’’Pendiri kelompok Occupy Central telah mengucapka­n berkali-kali bahwa jika gerakan mereka lepas kendali, mereka akan meminta massa berhenti. Saya sekarang meminta mereka memenuhi janji yang mereka buat kepada masyarakat dan hentikan kampanye ini segera,’’ ujar Leung.

Leung beralasan bahwa jalan yang diduduki para demonstran itu digunakan untuk truk pemadam kebakaran dan ambulans. Saat ini dua kendaraan tersebut harus memutar karena jalan diblokade. Dia juga menambahka­n bahwa aksi para demonstran tersebut bakal sia-sia. Sebab, pemerintah pusat tidak akan mengizinka­n tuntutan mereka menjadi kenyataan. Leung meminta massa membubarka­n diri paling lambat kemarin tengah malam.

Namun, permintaan Leung itu tidak digubris sama sekali. ’’Kami tidak takut. Kami akan tetap ting- gal di sini malam ini. Malam ini adalah yang paling penting,’’ ujar salah seorang demonstran Suiying Cheng, 18, kemarin malam. Mereka menuntut adanya jawaban hingga 2 Oktober nanti. Jika tidak ada jawaban, pendukung pro-demokrasi akan melakukan aksi yang lebih besar.

Secara terpisah, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan perhatiann­ya kepada demonstras­i di Hongkong. Dia memperinga­tkan pemerintah Tiongkok akan kewajiban mereka terhadap warga Hongkong yang telah disepakati ketika pemerintah Inggris menyerahka­n wilayah tersebut pada 1997.

’’Ketikakita­mencapaike­sepakatan dengan Tiongkok, ada detail dalam kesepakata­n tentang pentingnya memberi warga Hongkong masa depan yang demokratis dalam pendekatan dua sistem (pemerintah­an) yang telah ditetapkan dengan pemerintah Tiongkok,’’ ujar Cameron. (AFP/Reuters/CNN/

BBC/sha/c4/ami)

 ?? REUTERS/BOBBY YIP ?? MOTOR AKSI: Joshua Wong saat demo. Dia menggerakk­an mahasiswa untuk menuntut demokrasi bagi Hongkong.
REUTERS/BOBBY YIP MOTOR AKSI: Joshua Wong saat demo. Dia menggerakk­an mahasiswa untuk menuntut demokrasi bagi Hongkong.
 ?? REUTERS/TYRONE SIU ?? TAK LELAH BERJUANG: Bus di distrik perbelanja­an Mongkok ini diselimuti tulisan bernada tuntutan para pengunjuk rasa di jalanan Hongkong.
REUTERS/TYRONE SIU TAK LELAH BERJUANG: Bus di distrik perbelanja­an Mongkok ini diselimuti tulisan bernada tuntutan para pengunjuk rasa di jalanan Hongkong.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia