Jawa Pos

Joshua Wong Bikin Beijing Pusing

-

UNJUK rasa prodemokra­si Hongkong tidak bisa lepas dari sosok Joshua Wong. Sebab, pemuda 17 tahun tersebut adalah otak demonstras­i yang membuat Beijing pusing. Pada Jumat malam (26/9), aparat menangkap mahasiswa berkacamat­a itu dan menggeleda­h asramanya. Polisi lantas menyita komputer dan telepon si aktivis. Setelah menjalani pemeriksaa­n, Wong bebas pada Minggu (28/9).

’’Saya sudah siap menghadapi meja hijau atau mendekam di penjara,’’ kata lelaki pemberani tersebut dalam wawancara dengan CNN beberapa waktu lalu.

Sebagai aktivis, dia mengaku tidak takut mati. Karena itu, keluar masuk penjara atau berorasi di bawah todongan senjata tidak akan mengecilka­n nyalinya. Untuk memompa keberanian, Wong selalu menganggap setiap aksi demokrasin­ya sebagai aksi yang terakhir.

Bagi Wong, unjuk rasa bukanlah sesuatu yang baru. Sejak berusia 15 tahun, dia akrab dengan demonstras­i dan penggalang­an massa. Bahkan, dirinya menggerakk­an lebih dari 100 ribu orang untuk menentang kurikulum baru pemerintah sekitar dua tahun lalu. Saat itu Wong membentuk kelompok bernama Scholarism untuk membendung penerapan kurikulum pro-Beijing tersebut di sekolah-sekolah negeri.

Unjuk rasa menentang kurikulum baru yang oleh pemerintah pusat diklaim lebih patriotik itu sukses besar. Wong berhasil menggagalk­an penerapan kurikulum patriotik tersebut. Pengalaman gemilang itu membuat pria kurus tersebut tumbuh menjadi aktivis demokrasi yang tangguh. ’’Perlu sekelompok kecil orang untuk mengubah masyarakat. Jika tidak ada yang mau bergerak, tidak akan ada perubahan,’’ tegasnya.

Media Tiongkok menjuluki Wong sebagai boneka. Bahkan, Beijing menyebut dia sebagai ekstremis. Julukan yang mengarahka­n opini masyarakat pada perbuatan negatif. Padahal, Wong hanya menyuaraka­n suara minoritas warga Hongkong yang sudah terlalu lelah menjadi ’’jajahan’’ Tiongkok setelah mereka lepas dari koloni Inggris. (CNN/hep/c14/ami)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia