Jawa Pos

Terhenti dengan Sejarah

-

JAYAPURA – Pupus sudah ambisi Persipura Jayapura untuk melanjutka­n mimpi merangkai sejarah dalam Piala AFC 2014. Target untuk membantai habis-habisan Al Qadsia pada leg kedua babak semifinal di Stadion Mandala, Jayapura, kemarin sore (30/9) gagal total. Bukannya dapat membantai, Persipura justru harus malu di depan publik sendiri.

Tidak tanggung-tanggung, setengah lusin gol dihadirkan tim tamu untuk menambah agregat keunggulan mereka 4-2 pada leg pertama di Kuwait sepekan lalu. Praktis, Persipura yang pada awalnya hanya menanggung beban mereduksi dua gol malah harus hancur dengan agregat 10-2.

Adalah Saleh Al Sheikh dan Bader Al Mutwa yang menjadi momok menakutkan bagi Persipura selain Danijel Subotic. Mereka menyumbang­kan dua gol bagi kemenangan The Kings, julukan Qadsia. Al Mutwa mencetak gol pada menit ke-32 dan 71’, lalu Al Sheikh pada menit ke-55 dan 91’.

Dua gol kemenangan Qadsia lainnya disumbangk­an melalui Saif S. S. Alhashan pada menit kelima dan Fahed Al Ebrahim pada menit ke74. Banjir gol di Mandala itu sungguh terjadi di luar dugaan banyak pihak, termasuk pelatih Jacksen Ferreira Tiago. Padahal, dia sampai memaksakan Bio Paulin Pierre yang kondisinya belum 100 persen fit untuk masuk dalam komposisi pemain.

Kenyataann­ya, selama hampir 2x45 menit, serangan lebih banyak dipegang finalis Piala AFC 2013 tersebut. Namun, cukup dengan enam gol, suasana tribun Stadion Mandala yang awalnya penuh berubah menjadi lengang sepuluh menit menjelang laga usai. Maklum, kekalahan itu menjadi preseden terburuk Persipura sepanjang berlaga di Mandala. Baik ketika tampil di liga domestik Indonesia Super League (ISL) maupun ketika turun dalam kompetisi level Asia seperti Piala AFC kali ini.

Kekalahan terbesar klub berjuluk Mutiara Hitam tersebut di level Asia kali terakhir dituai saat mereka turun pada Liga Champions Asia empat tahun silam. Mereka kalah oleh Jeonbuk Motors dengan skor 1-4.

Ambisi menaklukka­n sejarah untuk kali pertama itu pun harus dijegal dengan pertanding­an yang mencatatka­n sejarah kekalahan terbesar Persipura. Gol Qadsia pada menit-menit awal, rupanya, menjadi kunci dropnya permainan Boaz Solossa dkk. Bahkan, setelah itu, permainan tim juara bertahan ISL sering lost concentrat­ion. Hal tersebut diakui sendiri oleh Jacksen.

’’Yang kami persiapkan selama ini langsung berubah di lapangan. Seharusnya, pada level ini, pemain lebih berfokus dan lebih baik lagi ketimbang saat laga biasanya. Yang seharusnya dilakukan anakanak tidak bisa terealisas­i. Justru Al Qadsia bisa bermain seperti rencana kami,’’ ujarnya seusai pertanding­an. (ren/yud/JPNN/c14/ko)

 ?? GUNTUR AGA TIRTANA/JAWA POS RADAR JOGJA ?? FOKUS MYANMAR: Pemain timnas U-19 Fathurohma­n (kiri) dan Evan Dimas berlatih di Stadion Universita­s Negeri Yogyakarta (8/1).
GUNTUR AGA TIRTANA/JAWA POS RADAR JOGJA FOKUS MYANMAR: Pemain timnas U-19 Fathurohma­n (kiri) dan Evan Dimas berlatih di Stadion Universita­s Negeri Yogyakarta (8/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia