Puncak Laga ISL di Senayan
JAKARTA – PT Liga Indonesia (PT LI) sekarang tidak lagi terpaku pada tiga opsi untuk menggelar pertandingan semifinal dan final Indonesia Super League (ISL) 2014. Tidak lagi terpaku pada opsi di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, atau di Stadion Palaran, Samarinda.
PT LI sudah menentukan bahwa pertandingan selepas babak delapan besar ISL 2014 nanti kembali ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Keputusan tersebut dikeluarkan operator yang menaungi kompetisi profesional tanah air itu bersamaan dengan jadwal leg kedua babak delapan besar ISL 2014 kemarin (30/9).
’’Untuk jadwal pertandingan semifinal ataupun final ISL 2014 ini, PT LI sementara menentukan jadwal yang sifatnya masih tentatif. Antara tanggal 4 atau 5 November untuk babak semifinal, lalu untuk final sendiri akan dilangsungkan pada 8 November. Untuk tempat, kami pilih di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,’’ sebut PT LI dalam rilisnya.
Manajer Administrasi Kompetisi PT LI Darwis Satmoko pun membenarkan bahwa untuk laga di babak semifinal dan final nanti, pihaknya tidak berpaling dari Senayan. Menurut dia, semua itu kembali ke posisi SUGBK yang bisa dianggap sebagai ”kuil”-nya sepak bola nasional. Dalam artian, tidak lengkap rasanya jika final tidak dilangsungkan di Senayan.
Sama seperti ketika kompetisi nasional dijalankan dengan sistem semifinal dan final, Senayan tidak pernah absen menggelar laga final. ’’Opsi ini kan sebelumnya masuk di tiga opsi tempat penyelenggara semifinal dan final yang dikeluarkan PT LI. Sehingga klub-klub pun saya rasa tidak ada masalah,’’ ujarnya.
Terkait dengan penjadwalan leg kedua babak delapan besar ISL 2014 tersebut, Darwis menyatakan tetap berpegang pada patokan masa rest terbaik bagi klubklub. Masa jedanya kini lebih panjang. Sembilan hari dijadikan pemisah antara pertandingan di leg pertama dan kedua. Untuk grup K, misalnya, matchday ketiga leg pertama grup yang di dalamnya berisi Persipura Jayapura, Arema Cronus, Semen Padang, dan Persela Lamongan itu digelar pada 12 Oktober. Di leg kedua, empat klub tersebut baru akan kembali ke lapangan untuk bersaing pada 21 Oktober.
Demikian juga grup L yang di dalamnya ditempati Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Pelita Bandung Raya (PBR), dan Mitra Kukar Tenggarong. Bedanya, matchday pembuka leg kedua di grup L tidak digelar serentak pada 22 Oktober. Satu per- tandingan dimajukan sehari. PBR menjamu Mitra Kukar lebih awal pada 21 Oktober.
Menurut Darwis, perbedaan jadwal kickoff itu lebih disebabkan bentrok dengan Persib yang juga harus menggelar laga home di matchday pembuka leg kedua. ’’Karena sama-sama memakai Stadion Si Jalak Harupat, satu pertandingan pun kami split lebih awal. Untuk berikutnya, tetap tidak ada perubahan,’’ tegasnya.
Karena laga PBR kontra Kukar dimajukan, otomatis pertandingan pembuka di grup L adalah laga Persib kontra Persebaya pada 22 Oktober. ’’Saya tidak mau membahasnya. Yang paling penting sekarang bagaimana tim kami memanfaatkan jeda waktu sehari lebih sedikit ini lebih baik,’’ tandas pelatih PBR Dejan Antonic. (ren/c22/ko)