Edi si Tua-Tua Keladi
INCHEON – Badannya tambun. Perutnya juga terlihat buncit. Jika tidak tampil dengan raket soft tennis di lapangan, kemungkinan tidak ada yang mengira Edi Kusdaryanto adalah salah seorang atlet Indonesia di Asian Games Incheon 2014.
Meski tidak berpostur atletis, Edi tidak bisa dipandang sebelah mata. Pria yang genap berusia 40 tahun pada 9 Mei tahun depan itu masih mampu mempersembahkan medali perak di nomor tunggal putra kemarin.
Dalam partai puncak di Yeorumul Tennis Courts, Edi harus mengakui keunggulan atlet Korsel Kim Hyeong-jun. Skornya telak, 0-4. Hyeong-jun menyapu bersih empat game dengan 4-2, 4-0, 4-0, dan 4-2 hanya dalam waktu 15 menit.
Stamina, lebih spesifiknya usia, jelas-jelas menjadi faktor pembeda. Hyeong-jun berusia 24 tahun. Walhasil, ketika Hyeong-jun sering meletakkan bola-bola ke area depan dekat net, Edi tesengal-sengal, kehabisan napas karena sudah tidak kuat berlari.
Dalam perjalanan ke final, Edi yang pemain tenis nasional era 1990-an itu juga bermain empat kali secara beruntun. Istirahat sebelum final pun hanya setengah jam. ’’Wah, capek sekali rasanya,’’ kata Edi, lantas tersenyum, setelah pertandingan.
Sebelumnya, saat turun di perempat final melawan Joseph Arcilla (Filipina) atau semifinal melawan Zhou Mo (Tiongkok), Edi masih bisa menang dengan keunggulan skill- nya. ’’Tapi, melawan (pemain) Korea ini susah sekali. Dia komplet banget. Dia bisa (pukulan) spin, slice, dan punya kecepatan,’’ beber Edi.
Bagi Edi, perak yang diraihnya boleh dibilang sudah melebihi ekspektasi tertingginya. Sebelum Asian Games, Edi menganggap hasil paling mentok yang bisa dicapai adalah perunggu. ’’Perak ini adalah sebuah kebanggaan. Luar biasa bisa masuk final dan mempersembahkanbahkan medali untuk bangsa. Apalagi, saya adalah pemain tua,’’ jelasnya.
Di antara 186 atlet Indonesia yang tampilmpil di Asian Games Incheon, Edi bukan yangang tertua. Dia masih kalah berumur dariari Larasati Gading, atlet equestrian yang g genap 43 tahun pada 14 Novemberr mendatang. Seperti Edi, Larasati juga mempersembahkan medali (perunggu) di nomor tunggang serasi individu.
Capaian Edi sekaligus membawa kebanggaan tersendiri. Sebab, medali yang diraihnya adalah medali pertama Indonesia pada cabor soft tennis sejak dimainkan pada da Asian Games Hiroshima 1994. (*/ c4/dns)ns)