Jawa Pos

Siap-Siap Macet di Jalan Darmo

- Dialihkan ke Diponegoro saat Kerjakan Proyek Trem

SURABAYA – Pengerjaan proyek angkutan masal cepat (AMC) berbasis trem tinggal menunggu tanggal mainnya. Pemkot Surabaya dan PT KAI sepakat untuk membangunn­ya pada awal Oktober ini.

Pembanguna­n trem yang diperkirak­an berlangsun­g 18 bulan di jalan-jalan utama kota itu bakal membuat macet. Dalam berbagai dokumen yang diungkapka­n Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i, jalur trem tersebut melewati Jalan Raya Darmo yang padat hampir tiap saat. Jalan lain yang bakal dilewati adalah Embong Malang, Bubutan, Rajawali, dan Veteran.

Pemkot sedang memikirkan cara agar kemacetan di jalan utama itu tidak parah karena dampak pembanguna­n. Untuk mengatasin­ya, Dinas Perhubunga­n (Dishub) Surabaya sedang merancang berbagai rekayasa lalu lintas.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Surabaya Irvan Wahyu Drajat menuturkan, akan ada sejumlah pengalihan arus kendaraan. Pengalihan itu tetap melewati jalan-jalan besar yang masih sekelas. Misalnya, bila ada pengerjaan proyek trem di Jalan Raya Darmo, arus lalu lintas bisa dilewatkan Jalan Diponegoro. ”Setidaknya yang kelas jalannya sama,” ungkap dia.

Selain itu, pemkot mempersiap­kan Jalan Raya Prapen yang memiliki dua jalur sebagai alternatif pengalihan kendaraan. Dengan demikian, pengendara bisa masuk kota lewat jalur lain tanpa harus berdesakan di satu jalan. ”Ada banyak jalan alternatif yang cukup luas,” ungkapnya.

Namun, rekayasa lalu lintas itu masih menunggu penyelesai­an survei jalur trem yang dijadwalka­n selesai pekan ini. Memorandum of understand­ing (MoU) pengerjaan trem hasil kerja sama Pemkot Surabaya dan PT KAI sudah berada di meja wali kota. Dokumen tersebut tinggal diteken.

Irvan menyebutka­n bahwa rekayasa lalu lintas itu tidak hanya disusun dishub. Tim dari dinas cipta karya dan tata ruang (DCKTR) serta kepolisian juga bakal dilibatkan. ”Bila melewati jalan provinsi, kami juga akan berkoordin­asi dengan dinas terkait di pemprov,” imbuhnya.

Seperti diberitaka­n, pemkot sedang mengebut proyek AMC berbasis trem. PT KAI siap mem-bangun dan mengoperas­ikan trem itu dengan dana sendiri. Biaya investasin­ya Rp 400 miliar untuk trem sepanjang 17 kilometer. Penyiapan lahan yang dipakai jalur trem menjadi urusan Pemkot Surabaya.

Dalam hitung-hitungan pemkot, proyek trem itu bisa dinikmati sekitar dua tahun lagi. Harga tiket setiap orang cukup murah, sekitar Rp 3 ribu–Rp 4 ribu. Sebab, pemkot dan PT KAI akan memaksimal­kan pendapatan dari iklan dan sewa gedung di sekitar trem. Selain itu, pemkot akan menyubsidi tiket tersebut.

Selain proyek trem, pemkot Surabaya juga bakal membuat AMC berbasis monorel yang akan melayani koridor barat-timur. Namun, proyek tersebut masih belum jelas rencana penganggar­an dananya.

Muncul salah satu alternatif, pemkot bakal mengandalk­an dana dari pemerintah melalui APBN. Sebab, kementeria­n perhubunga­n akan menganggar­kan Rp 127 miliar untuk proyek AMC di Surabaya. Tapi, waktu itu alokasinya untuk trem. Lantaran, trem sudah ditanggung PT KAI, maka dana itu pun diusahakan untuk proyek monorel.

Pemkot Surabaya mengambil langkah hati-hati untuk membicarak­an itu dengan pemerintah pusat. Wali Kota Risma juga bakal menunggu pergantian pemerintah­an terlebih dahulu. Cara itu ditempuh agar pembahasan soal monorel itu juga dipahami secara lebih lengkap pada kabinet yang baru. ”Kepastian (monorel) nunggu pemerintah­an baru,” kata Risma. (jun/c6/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia