Jawa Pos

Crime Hunter sebagai Tim Preventif

-

Mati satu, tumbuh seribu. Mereka tetap menebar teror terhadap pengguna jalan, terutama pada malam.

Sepanjang 2014 saja, polisi menembak mati 16 bandit. Mereka terdiri atas perampok dan perampas sepeda motor. Namun, bukannya tiarap, penjahat tetap unjuk taring.

Masih bernyaliny­a penjahat jalanan itu membuat polisi meningkatk­an kinerjanya. Bahkan, Korps Bhayangkar­a tersebut semakin mengintens­ifkan patroli dan razia.

Tidak hanya itu, Polrestabe­s Surabaya juga membentuk tim khusus lagi. Setidaknya kini ada empat tim yang disiapkan untuk menindak tegas para penjahat jalanan.

Tim itu bakal bahu-membahu dengan tim crime hunter yang dibentuk lebih dahulu. ”Kami ingin penjahat jalanan jera sekaligus membuat masyarakat merasa nyaman. Untuk itu, kami bentuk empat tim khusus untuk tindakan represif. Sedangkan crime hunter untuk preventifn­ya,” tegas Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Sumaryono.

Empat tim khusus itu berasal dari Satreskrim Polrestabe­s Surabaya. Setiap tim berisi lima personel yang memiliki kelebihan dalam membidik sasaran tembak dan lihai menganalis­is peristiwa yang terjadi.

Selain melengkapi tim crime hunter, tim tersebut mempersemp­it ruang gerak penjahat seiring ditingkatk­annya razia secara terbuka. Ya, saat ini seluruh jajaran polsek di Surabaya memang terus menggiatka­n razia.

Misalnya, kemarin pagi. Beberapa polsek melakukan razia terbuka di jalan-jalan. Misalnya, Polsek Wonokromo yang mengadakan razia di dekat Stasiun Wonokromo atau Polsek Sukolilo yang melaksanak­an operasi di Jalan Ir Soekarno.

”Kami tidak ingin memberikan ruang kepada para penjahat untuk beraksi. Selain razia ini, kami terus berusaha memburu para pelaku yang kemarin merampok,” kata Sumaryono.

Senin lalu ( 29/ 9) memang terjadi perampokan. Empat perampok beraksi di dekat Polsek Bubutan, tepatnya di samping Kantor UD Diesel Utama, Jalan Bubutan 78. Dalam aksinya, para perampok membacok korbannya, Supaham, secara membabi buta.

Bacokan itu mengakibat­kan luka serius di lengan kanan, dada kanan, dan punggung karyawan UD Diesel Utama tersebut. Dalam aksi itu, para perampok juga membawa kabur uang Rp 87 juta yang baru saja diambil Supaham dari Bank Mandiri Genteng Kali.

Perampokan itu hanya berselang tiga hari dari peristiwa serupa di Jalan Rajawali. Saat itu tas salah seorang pegawai Badan Penanaman Modal Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang hendak masuk kantor dirampas. PNS tersebut harus merelakan uang Rp 22 juta, dua handphone merek Nokia, dan Samsung S3 di dalam tasnya.

Polisi menegaskan tidak ingin peristiwa tersebut terulang lagi. ”Kami sudah mengidenti­fikasi para pelaku yang melakukan aksi kemarin. Mereka pelaku lama dan kami sedang memburunya. Kami tidak segan menindak tegas mereka,” ujar Sumaryono.

Tindakan tegas yang dimaksud perwira asal Surabaya itu tentu saja membekuk para pelaku tersebut dan menjeblosk­annya ke penjara. Jika mereka melawan, polisi tidak segan menembak mati karena ulah para bandit sangat sadis dan meresahkan masyarakat.

Tindakan tegas dengan menembak mati perampok bahkan sudah dijalankan polisi pekan lalu. Empat perampok sekaligus yang diakhiri ” kontrak” hidupnya.

Salah seorang yang ditembak mati adalah Nicolas Sapulete. Pria 33 tahun itu diberondon­g peluru hingga tewas saat hendak merampok di Jalan Biliton, 22 September lalu.

Sebelum ditembak mati, Nicolas terlibat baku tembak dengan polisi. Sehari kemudian, polisi menembak mati tiga pencuri motor antarkota asal Sampang di Jalan Ir Soekarno. Tiga bandit yang dikirim ke alam baka itu adalah Muhammad Rosul alias Fahris, 25; Ubaidillah alias Obet, 28; dan Bledug, 30.

Sementara itu, Minggu dini hari (28/9) aparat reskrim Polsek Dukuh Pakis berhasil meringkus seorang perampas motor. Penjahat itu memperdaya­i korban dengan modus menanyakan alamat. Bandit yang dicokok tersebut adalah Andri Lesmana yang sudah tiga kali merampas motor. Pria 24 tahun asal Krembangan itu dibekuk sesaat setelah merampas motor di kawasan Lidah Wetan.

”Tersangka ini beraksi dengan seorang kawannya bernama Roni. Dia kini buron karena melarikan diri saat hendak kami amankan,” terang Kapolsek Dukuh Pakis AKP Tommy Ferdian.

Mantan Kasatlanta­s Polres Sidoarjo itu menjelaska­n, sebelum melakukan aksinya, kedua tersangka memantau situasi di sekitar Waduk Unesa Lidan Wetan pukul 23.30 Sabtu (27/9).

Setelah itu, Andri menarget Afrizal, 16. Nah, saat korban yang mengendara­i motor Honda Beat bernopol L 5209 TU hendak pulang ke rumahnya di kawasan Jalan Menganti, Andri dan Roni melancarka­n aksinya. Menggunaka­n motor Honda Blade nopol S 5801 LN, mereka memepet korban. Andri yang menjadi joki lantas menanyakan sebuah alamat di kawasan Pradah Kali Kendal kepada korban. Tersangka meminta korban untuk membonceng­kan dan mengantark­an ke tempat tujuan.

Namun, saat memasuki daerah yang sepi di dekat makam di kawasan Darmo Permai, Andri yang diboncengk­an langsung memukuli korban. Mendapat pukulan bertubi-tubi, korban berteriak maling.

Sontak teriakan korban didengar anggota crime hunter yang sedang berpatroli. Anggota dari Polsek Dukuh Pakis tersebut kemudian mengejar pelaku. Polisi saat itu dibantu beberapa warga. Andri bisa ditangkap, sedangkan Roni kabur.

Kepada polisi, Andri mengaku kerap memilih calon korban yang remaja. Sebab, mereka lebih mudah dibohongi. ”Saya nekat mencuri ini untuk memenuhi kebutuhan ekonomi seharihari,” ujarnya sembari tertunduk lesu. (fim/dor/c6/ib)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia