Fashion Week yang Ditinggal Kabur Panitia
SURABAYA – Asian Fashion Week (AFW), 15–18 Agustus lalu, sejatinya belum selesai. CEO Asian Fashion Week Arwin Sharma pergi dari Surabaya dengan meninggalkan utang lebih dari Rp 90 juta kepada Java Paragon Hotel. Hal tersebut disampaikan Koordinator Event & Executive Director Asian Fashion Week 2014 Rhy Surya saat datang ke Java Paragon untuk berunding kemarin (30/9).
Rhy mengungkapkan, dirinya tidak bertanggung jawab soal akomodasi hotel. Sebab, dalam agreement awal, Rhy hanya bertugas mengurus tempat pelaksanaan (Ciputra World), sponsor, produksi, dan media promosi. Sementara itu, akomodasi desainer dari luar Surabaya di- handle Arwin Sharma.
Dia menyatakan, pelaksanaan Asian Fashion Week 2014 memang tidak sebagus harapan banyak orang. Sejumlah pelaksanaan kacau. ’’Kalau saya orang yang tidak bertanggung jawab, saat pelaksanaan pasti sudah saya tinggal,’’ ucap laki-laki 25 tahun tersebut.
Alumnus Ubaya tersebut hanya mengetahui Arwin pergi dari Java Paragon Hotel pada 19 Agustus lalu. Sebelumnya, Arwin stay lebih dari sebulan di Surabaya untuk mengurusi pergelaran tersebut. ’’Sampai sekarang saya berusaha hubungi dia, tapi tidak pernah bisa,’’ imbuhnya. Rhy mengaku uangnya pun tersedot lantaran kekacauan acara itu.
Executive Assistant Manager Java Paragon Hotel Soesijanto menambahkan, perjanjian soal hotel selama ini ditangani langsung oleh General Manager Hotel Egon Lassman. Dirinya hanya mengetahui kabar setelah Arwin kabur dari hotel. Arwin pergi dari hotel sekitar pukul 03.00 karena tahu kebiasaan Egon yang ngantor setiap pukul 05.00.
Sementara itu, Pemkot Surabaya tidak mau dikaitkan dengan persoalan yang menimpa panitia pergelaran tersebut. Masalah biaya hotel yang belum dibayar itu bukan tanggung jawab pemkot. Sebab, pemkot tidak terlibat langsung dalam kepanitiaan.
Kabaghumas Pemkot Surabaya M. Fikser mengungkapkan, pemkot tidak pernah diajak bekerja sama dalam kepanitiaan. Meski, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pernah menerima kunjungan panitia itu di Balai Kota Surabaya. Selain itu, panitia fashion week tersebut pernah menggelar konferensi pers di balai kota bersama dinas kebudayaan dan pariwisata (disbudpar).
’’Mereka kami terima sebagai tamu karena kebetulan AFW berlokasi di Surabaya. Sebatas itu saja,’’ ujarnya kemarin.
Fikser menegaskan bahwa pemkot bukan sponsor dalam acara tersebut. Karena itu, tidak ada dana dari APBD Surabaya yang digunakan untuk mendukung perhelatan tersebut. (ina/jun/c5/dos)