Nihilkan Angka Kematian Ibu
SURABAYA – Upaya penekanan angka kematian ibu akibat preeklampsia (gejala hipertensi saat kehamilan) terus digencarkan. Salah satunya melalui poliklinik preeklampsia di Puskesmas Mulyorejo. Itu adalah pilot project untuk menihilkan angka kematian ibu melahirkan.
Pada 2012, angka kematian ibu akibat preeklampsia adalah empat orang. Itu tercatat di enam kelurahan di Surabaya. Angka tersebut terbilang tinggi. Tapi, sejak poliklinik itu hadir, hingga Juni 2014, angka kematian menjadi nihil.
Dokter Riana Restuti, Kepala Puskesmas Mulyorejo mengatakan bahwa pihaknya selalu memantau ibu hamil di wilayah kerjanya. Bersama kader-kader di lapangan, mereka mengimbau para ibu untuk memeriksakan diri. ”Kami gencar lakukan pendataan,’’ katanya kemarin.
Menurutnya, jumlah ibu hamil di enam kelurahan mencapai 1.600 orang. Tapi, tak semuanya berobat ke puskesmas, terutama ke poliklinik preeklampsia di Mulyorejo. Memang, sebagian besar ibu sudah berobat ke klinik, rumah sakit swasta, atau ke dokter spesialis.
Pemeriksaan standar adalah Body Mass Index (BMI), Roll Over Test (ROT), dan Mean Arterial Pressure (MAP). Itu untuk mengetahui kemungkinan atau potensi preeklampsia. Bila terbukti positif, tentu ada obat untuk mencegahnya.
Menurut Riana pemberian obat tak menjamin 100 persen. Ada juga perempuan yang tetap berisiko. Misalnya, pada 2013. Sebanyak 54 ibu hamil di Kecamatan Mulyorejo diberi obat. Tapi, 26 di antaranya masih berisiko preeklampsia.
Keberhasilan menurunkan angka kematian ibu juga menarik perhatian Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencananya pada Jumat (3/10), ada tim yang melihat langsung upaya penurunan angka kematian akibat preeklampsia di Puskesmas Mulyorejo. (bir/dos)