Jawa Pos

ISIS Ancam Serang Indonesia

Polri dan Banser Siap Hadapi, TNI Belum Berkomenta­r

-

JAKARTA – Ancaman teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kian mengkhawat­irkan. Kemarin (26/12) seorang lelaki yang mengaku sebagai anggota ISIS dengan nama Abu Jandal Al Indonesi mengunggah video ancaman kepada TNI, Polri, dan Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU). Namun, pihak-pihak yang diancam tidak gentar.

Dalam video berdurasi sekitar empat menit itu, Abu Jandal mengatakan bahwa pesan tersebut ditujukan untuk Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Polri, dan Banser NU. ”Saya mendengar, TNI, Polri, dan Banser akan membantu koalisi Amerika untuk memerangi ISIS. Dengan itu, bisa disegeraka­n pertemuan kita, antara ISIS dengan TNI, Polri, dan Banser,” ujar lelaki yang mengenakan pakaian serbahitam itu.

Saat ini koalisi Amerika memang kewalahan dan tentu membutuhka­n bantuan dari TNI

Dengan begitu, ISIS bisa melawan TNI. ”Namun, kalau kalian tidak datang kemari, kami yang akan datang ke Indonesia. Kita lihat siapa yang paling sakti,” ancam lelaki itu dengan nada kasar.

Bahkan, Abu Jandal mengancam dengan lebih kasar dan tanpa sopan santun. ”Kami akan habisi satu per satu kalian. Babibabi seperti kalian tidak akan menang melawan kami,” tutur dia dalam video yang beralamat di https://www.youtube.com/ watch?v= Y8EcSOeixR­I.

Menanggapi ancaman ISIS yang kian nyata, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen Fuad Basya enggan berkomenta­r. ”Nanti, belum ada petunjuk dari panglima TNI,” ujarnya.

Sementara itu, Kadivhumas Polri Irjen Ronny F. Sompie menjelaska­n bahwa pihaknya tidak gentar oleh siapa pun, termasuk ISIS. Sebagai representa­si negara, Polri akan mencegah gangguan teror dan ancaman lain. ”Kami pasti mengantisi­pasi ancaman teror,” tegasnya.

Saat ini Polri telah mendeteksi adanya seratus warga Indonesia yang tergabung dalam ISIS. Ada yang posisinya di luar negeri, ada pula yang di dalam negeri. Khusus untuk anggota ISIS di dalam negeri, polisi telah mengawasi. ”Sejak lama kami mengikuti mereka dengan target mencegah terjadinya teror,” tuturnya.

Data warga Indonesia yang tergabung dalam ISIS itu terus diupdate. Caranya, Polri bekerja sama dengan Interpol, Kementeria­n Luar Negeri (Kemenlu), serta Kementeria­n Koordinato­r Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam). ”Jadi, perkembang­annya terus diketahui,” jelas dia.

Namun, langkah untuk mengantisi­pasi teror dari ISIS itu saat ini masih terhambat. Sebab, belum ada aturan yang bisa dijadikan dasar untuk menangkap anggota ISIS. ”Kami hanya bisa bergerak kalau benar-benar ada rencana meneror,” tuturnya.

Kalau anggota ISIS itu hanya mengaku sebagai anggota kelompok teroris di Timur Tengah, Polri tidak bisa berbuat apa-apa. ”Dengan ancaman itu, perbaikan regulasi tentu semakin urgen. Polri berharap presiden dan DPR bisa melihat adanya kekurangan itu,” terangnya.

Sementara itu, sebagai satu-satunya kelompok masyarakat sipil yang ikut diancam ISIS, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) NU Nusron Wahid menyatakan sama sekali tak ciut nyali. ”Kami sih cuek saja,” kata Nusron saat dihubungi.

Banser adalah satgas yang dimiliki Gerakan Pemuda (GP) Ansor, salah satu organisasi sayap NU. ”Silakan saja ke Indonesia. Usung gagasan khilafah ( islamiyah), niscaya kami tetap tidak akan tinggal diam,” tegas dia.

Menurut Nusron, gagasan khilafah islamiyah tidak boleh berkembang dan diwujudkan. Bukan hanya di bumi Nusantara, tapi juga di dunia secara umum. Bagi Ansor dan NU, tegas dia, konsep khilafah hanya utopia, tidak ada jaminan dan ujung kemanfaata­nnya.

”Tapi, kami tidak akan mengirim relawan ke Syria (untuk melawan). Buat apa? Mending kirim (relawan) ke daerah bencana, lebih banyak pahala dan manfaatnya,” imbuh tokoh muda yang juga dipercaya sebagai kepala BNP2TKI itu.

Lebih lanjut, dia juga menyatakan bahwa ancaman terakhir yang disampaika­n ISIS lewat YouTube tersebut harus pula menjadi warning bagi semua pihak. Sebab, Indonesia akan dijadikan salah satu daerah tujuan untuk mendirikan pemerintah­an khilafah. ”Kita jangan sampai kecolongan, meski juga tidak boleh berlebihan,” ucap dia. (idr/dyn/c11/end)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia