Pelaku Diduga Orang Dekat
PASURUAN – Kasus pembunuhan Alexander Axel Elleaza, 16, di sebuah ruko di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Pasuruan, Kamis lalu (25/12) masih misterius. Hingga kemarin (26/12), Polres Pasuruan Kota belum dapat mengungkap pelaku dan motif pembunuhan keji terhadap pelajar kelas XI SMAK Santo Albertus Malang itu.
Polisi kini masih mengumpulkan keterangan dengan memanggil saksi-saksi terkait dengan kasus tersebut. Hingga sore kemarin, total lima saksi yang dipanggil ke mapolresta di Jalan Gajah Mada, Kota Pasuruan, tersebut untuk didengar keterangannya.
Salah seorang di antara mereka adalah Natalia Evifani, 44, ibu kandung korban. Sekitar pukul 09.30 perempuan bertubuh subur itu tiba di Mapolres Pasuruan Kota. Mengenakan baju oranye, perempuan berkacamata tersebut datang sendirian. Pemeriksaan dilakukan di ruang Kasatreskrim.
Dari balik kaca di ruangan itu, tampak Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota AKP Bambang Sugeng sibuk meminta keterangan kepada Natalia. Dari gesture tubuhnya, Bambang terlihat seperti menjelaskan penemuan tubuh korban. Mulai saat Natalia turun dari lantai 2 ruko hingga melihat korban tergeletak bersimbah darah di depan kamar mandi di bagian belakang lantai 1 ruko.
Kapolres Pasuruan Kota AKBP Asep Akbar Hikmana juga tampak di ruang pemeriksaan itu. Orang nomor satu di jajaran Polres Pasuruan Kota itu pun terlihat beberapa kali menyela proses pemeriksaan.
Pemeriksaan atas Natalia berlangsung sekitar satu jam 15 menit. Sekitar pukul 11.45 Natalia keluar. Namun, dia tidak memberikan banyak keterangan. Meski begitu, dia membenarkan kehadirannya tersebut untuk memberikan kesaksian terhadap kasus pembunuhan anaknya. ’’(Diperiksa tentang) anak saya, ya,’’ ujarnya.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan keterangan yang disampaikan kepada penyidik. Dia harus segera mendatangi jenazah anaknya di tempat persemayaman Budi Dharma, Kota Pasuruan. Meski begitu, dia tidak tahu tamu yang datang di rukonya pada tengah malam saat pembunuhan terjadi. Sebab, dia baru mengetahui adanya tamu yang datang pada malam hari setelah pembunuhan terjadi.
’’Saya tidak tahu soal tamu itu. Maaf, saya harus kembali ke tempat persemayaman. (Jenazah Axel) belum dimakamkan soalnya,’’ tuturnya.
Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota AKP Bambang Sugeng mengatakan, meski sudah memeriksa lima saksi, pihaknya belum bisa menyimpulkan pelaku dan motif pembunuhan saat malam Natal tersebut. ’’Motifnya belum kami ketahui karena barang yang hilang hanya HP ( handphone) milik korban,’’ kata dia kemarin. Kendati begitu, tambah dia, diduga kuat pelaku adalah orang dekat korban atau setidaknya dikenali korban.
Bambang juga belum memastikan bahwa tamu pada malam itu sebagai pelaku pembunuhan. Yang jelas, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), tidak ditemukan tanda bahwa pintu ruko dibuka secara paksa. Jadi, tamu tersebut masuk atas seizin orang di dalam ruko. ’’Cepat sekali masuknya (pelaku). Jadi, seolah-olah sudah dibukakan pintu,’’ terangnya.
Dari hasil pemeriksaan atas ibu korban, ungkap dia, kunci ruko tersebut digandakan. Selain korban, dua kunci yang lain dipegang Natalia dan oma (nenek) korban. Namun, dari pemeriksaan, kunci yang melekat pada pintu harmoni adalah milik korban. ’’Kemungkinan pelaku sudah mengenal korban,’’ jelasnya.
Sebelumnya, Axel ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan pada Kamis dini hari lalu (25/12). Terdapat tujuh luka tusuk pada tubuh korban. Selain itu, ada satu luka sayat di pergelangan tangan hingga nyaris putus.
Secara terpisah, kabar kematian Axel belum diketahui di sekolah dan tempat kosnya di Malang. Hal itu terungkap saat koran ini mendatangi tempat kos korban di Jalan Kerinci, Kota Malang, yang berjarak beberapa meter dari sekolah.
Linda T., pemilik tempat kos korban, mengatakan bahwa Axel sudah pindah tempat kos akhir 2013. Namun, dia tidak menyangka mantan anak kosnya tersebut tewas karena pembunuhan. ’’Meskipun pendiam, anaknya tidak pernah bermasalah. Pulang sekolah langsung tidur.” (and/aad/zal/JPNN/c4/dwi)