KA Majapahit Seruduk Panther, Dua Meninggal
TULUNGAGUNG – Kecelakaan kereta api terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol, kemarin (26/12). Dua orang tewas dalam kecelakaan antara kereta api Majapahit dengan mobil Isuzu Panther tersebut. Mereka adalah Sunardi, 55, sopir, dan Wati, 50, penumpang mobil. Enam penumpang lainnya mengalami luka berat. Semua warga Desa Donomulyo, Malang.
Berdasar informasi di lokasi kejadian, mobil bernopol N 1694 AK itu melaju perlahan dari selatan (Bendiljati Wetan) menuju jalan raya. Setiba di perlintasan kereta api tanpa palang pintu, mobil bermesin diesel tersebut tiba-tiba mogok. Warga yang melihat mobil berhenti tepat di tengah rel langsung berteriak agar penumpang keluar. Sebab, dari timur melaju kereta api Majapahit.
Namun, usaha tersebut gagal. Kereta lebih dulu menabrak mobil berisi delapan orang itu tepat di bagian tengah mobil, yakni pintu belakang kanan. Mobil langsung terseret sampai jarak lebih dari 500 meter dan mendekati stasiun Sumbergempol. Mobil baru berhenti setelah terlepas dari moncong lokomotif kereta dan masuk ke area persawahan.
’’Mungkin mobil itu tidak melihat ada kereta api datang. Selain itu, hampir bersamaan dengan Panther, ada truk dari arah berlawanan yang lolos saat melintasi rel tanpa palang pintu itu,’’ ungkap Suharno, warga setempat, yang menyaksikan insiden memilukan tersebut.
Suara benturan dan terseretnya mobil membuat warga sekitar langsung keluar rumah dan berusaha menyelamatkan penumpang di dalam mobil. Evakuasi sempat terkendala karena posisi mobil sudah hancur. Banyak tubuh penumpang yang terjepit bodi mobil, termasuk sopir yang tewas di lokasi kejadian.
’’Kejadiannya sekitar pukul 15.00. Ada delapan orang di dalam mobil itu. Satu per satu berhasil dievakuasi warga dengan dibantu polisi,’’ kata Suharno. Evakuasi baru selesai sekitar sejam setelah kejadian. Seluruh korban dilarikan ke RSUD dr Iskak dengan menggunakan kendaraan warga setempat. Sementara itu, korban tewas diangkut dengan memakai mobil polisi.
Menurut informasi lain dari warga sekitar lokasi kejadian, bel penanda bahwa ada kereta yang akan lewat tidak berbunyi saat kejadian. Hanya lampu kuning yang menyala secara bergantian. ’’Alat itu kerap korsleting. Kadang, saat tidak ada kereta lewat, justru berbunyi,’’ kata Sriyani, warga setempat.
Sementara itu, para korban luka berat langsung ditangani dokter di RSUD dr Iskak. Diketahui, ada enam penumpang Panther yang mengalami luka berat. Mereka adalah Miftakhur Rohmah, 27; Tika, 17; Emy, 26; Restuning 31; dan Fadil, 2. Lima orang itu dirawat di ruang Yellow Zone.
Seorang penumpang lainnya, Mirza, yang masih berusia empat bulan masuk Red Zone karena kondisinya kritis. ’’Semua korban mengalami luka gegar otak ringan dan berat. Luka lainnya, yakni lecet, di beberapa bagian tubuh,’’ ungkap salah seorang dokter jaga. (wen/tri/JPNN/any)