Microbus Solar Car Mampir Surabaya
SURABAYA – Melalui perjalanan panjang dari Jakarta pada Jumat (19/12), microbus solar car Suryawangsa 2 buatan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 7 Gondanglegi tiba di Malang tadi malam.
Namun, sebelum tiba di kampung halaman, mobil jenis hybrid (menggunakan dua teknologi, yaitu baterai dan matahari) itu dipamerkan di gedung gubernur Jawa Timur kemarin (26/12).
Rombongan tim teknis SMK Muhammadiyah 7 itu disambut positif oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jawa Timur Harun dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Prof Tohir Luth.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan Harun untuk menjajal microbus solar car karya siswa SMK itu. Dia berkeliling memutari halaman kantor gubernur dengan sangat bangga. ”Rasanya nyaman juga,’’ ungkapnya.
Harun mengaku mengapresiasi inovasi siswa SMK tersebut
bergantian menjadi sopir dan teknisi. Pokoknya harus serbabisa. Harun berencana segera mematenkan inovasi tersebut. Dia juga berharap bisa diproduksi masal melalui kerja sama dengan pabrik otomotif besar.
”Masing-masing kabupaten/ kota saat ini terus berlomba menciptakan karya fantastis untuk bangsa,” ujarnya.
Dari kantor gubernur, mobil itu singgah ke Jawa Pos di Graha Pena Surabaya. Mereka disambut Kepala Koordinator Liputan Arif Santoso. Dari bentuknya, mobil yang dalam risetnya menghabiskan dana sekitar Rp 107 juta tersebut tampak tidak biasa. Tingginya 2.200 milimeter dengan panjang 3.500 milimeter. Lebarnya hanya 1.600 milimeter. Sekilas mirip golf car.
Menurut project leader Ahmad Muhtadi, bentuk mobil bisa dibuat sesuai permintaan. Contohnya, PT Gresik Kota Baru (GKB) yang memesan satu microbus kepada mereka dengan kapasitas yang lebih besar. ’’Sejauh ini, yang sudah memesan fix masih GKB. Yang lain banyak, tapi baru wacana,’’ ucap Muhtadi.
Biar begitu, tim mereka tidak surut semangat. Bahkan, mereka membuat roadmap ke depan untuk mengembangkan microbus tersebut. ’’Bahkan, sebenarnya sejak 2012 roadmap- nya ada. Saat itu kami mulai mengem- bangkan solar car dengan menciptakan city car,’’ papar guru jurusan teknik kendaraan ringan di SMK itu.
Mereka meluncurkan city car pada 2012. Pada tahun yang sama, city car dipamerkan di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang. Secara tidak sengaja mereka bertemu Dahlan Iskan yang masih menjabat sebagai menteri BUMN. ’’Pak Dahlan berkata, mengapa tidak membuat kendaraan yang bermanfaat untuk orang banyak saja,’’ ucap Muhtadi.
Tekad tim solar car SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang, semakin bulat untuk mengembangkan mobil bertenaga matahari tersebut. Proses pembuatan berlangsung sekitar enam bulan. Tim terdiri atas 14 guru dan 30 murid. Hasilnya, satu unit microbus solar car berkapasitas lima orang siap dites.
Seperti solar car pada umumnya, solar car buatan mereka punya solar cell di bagian atap mobil serta solar tracker yang mendeteksi arah matahari. Solar cell itu bekerja otomatis menyerap panas matahari. Saat tidak ada panas matahari, mobil memanfaatkan tenaga baterai.
Muhtadi menambahkan, sekolahnya membuktikan mampu menciptakan karya membanggakan meski terletak di pelosok. Lokasi SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi sekitar 30 km dari pusat kota. (ayu/ina/c6/ayi)