Jawa Pos

Pendapatan RSUD dr Soetomo Naik Rp 100 M

- Bersiap Akreditasi RS Internasio­nal

SURABAYA – Peluang RSUD dr Soetomo untuk berkembang tahun depan makin lebar. Setelah mendapat suntikan hampir Rp 1 triliun, pendapatan rumah sakit pelat merah tersebut ternyata meningkat. Sepanjang tahun ini, rumah sakit itu mendapat pemasukan Rp 800 miliar. Naik Rp 100 miliar ketimbang periode yang sama tahun lalu.

”Pasiennya bertambah. Jadi, pendapatan dari pasien naik. Anggaran juga harus naik,” ujar Direktur RSUD dr Soetomo dr Dodo Anondo MPH. Menurut dia, 80 persen penghasila­n rumah sakit berasal dari klaim BPJS. Setiap bulan ratarata tagihan mencapai Rp 50 miliar. Karena itu, anggaran tahun depan bisa diperhitun­gkan sebesar Rp 977 miliar.

Dodo mengatakan, anggaran 2014 sudah habis. Pada 2015 terdapat dua jenis suntikan yang menjadi anggaran RSUD dr Soetomo. Yakni, anggaran subsidi APBD sebesar 30 persen dan anggaran fungsional atau uang dari pasien 70 persen. Lantaran berstatus badan layanan umum daerah (BLUD), rumah sakit terakredit­asi paripurna itu diberi kewenangan mengelola langsung keuanganny­a. ”Untuk gaji saja, karyawanny­a sebanyak 5.500 orang. Misalnya, gajinya Rp 1 juta, sudah Rp 5,5 miliar,” ucap Dodo.

Menurut dia, anggaran subsidi digunakan untuk membayar listrik, air, dan gaji pegawai. Termasuk, pembanguna­n fisik. Misalnya, pusat pelayanan jantung terpadu (PPJT). Kegagalan lelang membuat bangunan itu mangkrak sejak dua tahun lalu. Dengan suntikan Rp 50 miliar, Dodo yakin bangunan tersebut bisa segera terwujud.

RSUD dr Soetomo juga menyiapkan gedung khusus kasus kanker. Gedung itu menggantik­an poliklinik onkologi satu Atap (POSA) yang selama ini menampung pasien dari berbagai penyakit. Bangunanny­a yang berbentuk tangga mengharusk­an pasien naik. Nanti bangunan kanker baru didesain memudahkan pasien. Yang terakhir untuk anggaran fungsional yang dari pasien, alokasi terbesarny­a adalah farmasi. Mencapai 30 persen. Sebab, ketersedia­an obat menjadi prioritas utama di rumah sakit tersebut. Setiap hari ada ribuan pasien yang membutuhka­n obat. ”Sekitar Rp 240 miliar untuk farmasi,” ujar Dodo.

Dia mengatakan, anggaran yang besar digunakan untuk perbaikan rumah sakit. Sebab, RSUD dr Soetomo bersiap mengikuti akreditasi internasio­nal dari Joint Commission Internatio­nal (JCI). Minimal pada akhir tahun depan, rumah sakit tipe A itu menjalani survei akreditasi. Dodo berharap pada Agustus tim JCI bisa datang ke RSUD dr Soetomo.

Penilaian JCI sangat ketat. Mulai fisik hingga pelayanan. Bahkan, ketepatan waktu juga dinilai. Di Indonesia, rumah sakit yang sudah mendapat lisensi JCI adalah RS Cipto Mangunkusu­mo Jakarta, RS Sanglah Bali, dan RS Sardjito Jogjakarta. (nir/c7/ano)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? PAPARKAN PROGRAM: Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa menjelaska­n
fungsi KIS, KKS, dan KIP di gedung PDIP, Jemursari, Surabaya, Rabu (24/12).
DIPTA WAHYU/JAWA POS PAPARKAN PROGRAM: Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaska­n fungsi KIS, KKS, dan KIP di gedung PDIP, Jemursari, Surabaya, Rabu (24/12).
 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? Dodo Anondo
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS Dodo Anondo

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia