Jawa Pos

Dalam Sopir yang Sehat, Terdapat Keselamata­n Penumpang

Antisipasi Pemerintah Terkait dengan Keselamata­n Transporta­si Umum

- FAHMI SAMASTUTI

Peak season liburan sudah tiba. Hal tersebut tentu berimbas pada semakin padatnya transporta­si umum dan naiknya frekuensi kerja para sopir bus. Itulah yang mendorong Dinkes Jatim, Dinkes Sidoarjo, dan Dishub Surabaya menyelengg­arakan tes kesehatan di Terminal

Purabaya.

SUASANA Terminal Bungurasih yang biasanya padat semakin ramai kemarin (26/12). Sebab, kemarin tim gabungan pemerintah menggelar tes kesehatan. Ada empat jenis tes yang diujikan. Yakni, uji narkoba (kadar amphetamin­e dalam urine), uji napas alkohol, tekanan darah, dan cek gula darah. Selain cek medis, kebiasaan pengemudi ikut diselidiki. Kebiasaan tersebut meliputi aktivitas fisik atau olahraga, jam istirahat, serta kebiasaan merokok.

Menurut Pribadi, salah seorang petugas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, tes itu menyasar sekitar lebih dari seratus sopir bus Antarkota dalam Provinsi (AKDP) dan Antarkota Antarprovi­nsi (AKAP). ’’Tapi, tes tadi cuma dihadiri 60 orang,’’ tuturnya. Meski tidak memenuhi target angka, hasil pemeriksaa­n terpantau cukup baik.

Sopir bus memang menjadi sasaran utama. Sebab, sopir bus merupakan profesi dengan tingkat potensi kecelakaan cukup tinggi. ’’Makanya, sopir yang berangkat harus benar-benar sehat jiwa-raga,’’ katanya.

Hasilnya, seluruh sopir yang dites terbukti negatif dari narkoba jenis amphetamin­e dan alkohol. Namun, tidak semua lolos tes darah. Ada sopir yang ternyata ketahuan memiliki gula darah di atas normal.

Menurut Direktur Pengendali­an Penyakit Tidak Menular (PPTM) Dinas Kesehatan RI Setyadi, hasil tes tersebut bisa menjadi rujukan serta rekomendas­i. ’’Rujukan jika sopir diketahui mengidap hipertensi atau gula. Untuk mereka yang positif alkohol dan narkoba, kita rekomendas­ikan berhenti sementara,’’ ujarnya. Namun, rekomendas­i itu juga wajib diketahui dan disetujui UPTD Terminal Purabaya serta kepolisian.

Selain kesehatann­ya dicek, para sopir tersebut dikasih suplemen makanan. Obat-obatan juga diberikan jika yang bersangkut­an ketahuan memi- liki tekanan darah tinggi atau kadar gula darah di atas normal.

Yadi berharap tes itu bisa lebih sering dilakukan. Sebab, para pengemudi bus tersebut rentan terkena risiko. Pekerjaan yang berat dan melelahkan serta dituntut berkonsent­rasi tinggi membuat para sopir itu wajib memiliki kondisi yang fit.

’’Usahakan istirahat minimal 30 menit setelah mengemudi supaya fresh lagi,’’ tutur Yadi. Jatah rehat tersebut termasuk hak pekerja. Bahkan, itu tercantum dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagake­rjaan.

Dia juga menargetka­n pemeriksaa­n faktor risiko dilakukan di seluruh terminal pada 2015. Baik terminal besar maupun terminal singgah kecil. Harapannya, jika kondisi fit, konsentras­i sopir bisa terjaga dengan baik. Keselamata­n penumpang pun ikut naik. (*/c19/ano)

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? DICEK DULU: Seorang sopir ketika menjalani tes kesehatan di Terminal Purabaya kemarin. Ini merupakan langkah antisipasi untuk menekan angka kecelakaan di jalan.
FRIZAL/JAWA POS DICEK DULU: Seorang sopir ketika menjalani tes kesehatan di Terminal Purabaya kemarin. Ini merupakan langkah antisipasi untuk menekan angka kecelakaan di jalan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia