Jawa Pos

Tiap Bulan Ada Laporan, Warga Diimbau Waspada

Bobol Rumah Modus Tukang Servis Makin Marak

- DIDA TENOLA

Semakin banyak saja cara penjahat untuk menjalanka­n aksinya. Di Surabaya pembobolan rumah dengan modus menyaru sebagai tukang

servis makin marak. Mereka memanfaatk­an rumah yang hanya ada

pembantu.

DUA penjahat itu terduduk lesu di ruang penyidikan Polsek Wonocolo. Mereka hanya bisa bilang ’’Iya Pak, ampun Pak, dan kepepet Pak” ketika ditanya penyidik. Didik Hadi, 46, dan M. Yusuf, 36, merupakan dua penjahat dengan modus tukang servis yang baru saja ditangkap polisi.

Dua pria yang profesi halalnya sebagai kernet truk tersebut sudah tiga kali membobol rumah dengan modus itu dalam sebulan terakhir. ’’Saya nyamar sebagai tukang servis AC bila yang ada AC. Kadang tukang pompa air bila yang ada pompa air,’’ ucap Didik.

Modusnya sederhana saja. Mereka masuk ke rumah untuk menawarkan perbaikan AC maupun pompa air. Selanjutny­a, mereka berbagi peran. Salah seorang pelaku berperan sebagai mekanik dan langsung melepas AC maupun pompa air. ’’Saya lepas beneran. Soalnya, siapa yang tidak bisa memasang AC atau pompa air. Gampang kok,’’ kata Didik.

Sementara Didik mengutakat­ik AC atau pompa air, Yusuf berperan sebagai pengalih perhatian. Dia mengajak ngobrol si empu rumah atau kebanyakan pembantu rumah tangga untuk menawarkan perbaikan lain. ’’Biasanya kami mencari rumah yang bapak- ibunya sedang bekerja. Tinggal pembantu dan anak saja,’’ tambahnya.

Setelah perhatian teralih, Didik pun beraksi dan diam-diam memasuki kamar. Yang diembat bermacam-macam. Ada perhiasan, uang, laptop, dan ponsel. Semuanya dimasukkan ke dalam tas besar yang disamarkan sebagai tas peralatan servis. Menurut Didik, modus itu dipelajari­nya dari seorang rekannya yang juga penjahat dengan modus sama. ’’Katanya enak. Tidak terlalu berisiko. Kalau tertangkap, hukumannya biasanya ringan,’’ tambahnya.

Tidak terlalu berisiko dan hukumannya ringan membuat modus itu makin digemari. Menurut Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Sumaryono, modus menyaru tukang servis tersebut memang marak. ’’Setidaknya sudah ada 18 laporan yang masuk dengan modus ini,’’ ucap perwira asli Surabaya tersebut.

Sumaryono mengimbau masya rakat untuk berhati- hati terhadap tukang servis. ’’Cari yang benar-benar kenal saja. Kalau terpaksa dapat yang baru, awasi betul pekerjaan mereka. Kalau perlu, minta tolong satpam perumahan atau satpam kampung untuk mengawasi,’’ ungkapnya.

Menurut Sumaryono, teori kejahatan itu sebenarnya sederhana. Yakni, bertemunya niat dan kesempatan. ’’Kalau niat, itu sudah tak bisa dihalangi. Bagaimana caranya menghalang­i niat orang,’’ tambahnya. Yang bisa dihilangka­n adalah kesempatan. ’’Saya juga mengimbau masyarakat untuk tak segan-segan melapor polisi bila ada tukang servis yang mencurigak­an,’’ tandasnya. (*/c7/ano)

 ?? DIDA TENOLA/JAWA POS ?? BIAR KAPOK: Dua penjahat modus tukang servis di ruang penyidikan Polsek Wonocolo. Mereka mengaku sudah tiga kali ini melakukan aksi kejahatan dalam sebulan terakhir.
DIDA TENOLA/JAWA POS BIAR KAPOK: Dua penjahat modus tukang servis di ruang penyidikan Polsek Wonocolo. Mereka mengaku sudah tiga kali ini melakukan aksi kejahatan dalam sebulan terakhir.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia