Kendaraan Pribadi Terus Bertambah
SIDOARJO – Problem kemacetan di Kota Delta belum terurai secara permanen. Pada musim liburan seperti sekarang, lalu lintas memang agak lancar. Namun, saat hari normal, jalanan sesak dipastikan kembali menjadi ’’makanan’’ sehari-hari.
Penambahan ruas jalan termasuk salah satu solusi yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan tersebut. Misalnya, proyek frontage road (FR) Waru–Buduran. Namun, hingga kini, progresnya boleh dibilang agak lamban. Sejak 2013, di antara target jalur sepanjang 9,2 kilometer, yang dikerjakan hanya sekitar 1,5 kilometer. FR baru sangat mungkin akan selesai pada 2016.
’’Selain itu (FR, Red), ada penambahan jalan di jalur Lingkar Barat,’’ jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sigit Setyawan kemarin (26/12). Namun, Sigit belum dapat memerincikan penambahan jalur di kawasan Lingkar Barat
2011
2012
2013
2014
88.546
105.432
114.609
98.834
R2
652.473
R4
715.016
795.649
629.968 tersebut secara detail. Sebab, prosesnya kini masih masuk dalam tahap pembebasan lahan.
Penambahan jalan di Sidoarjo itu memang diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan. Namun, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Si- doarjo Joko Santosa menyatakan bahwa penambahan jalan tidak akan berdampak signifikan terhadap kemacetan jika tidak ditunjang kebijakan lain.
Dia mengingatkan, dari tahun ke tahun, jumlah kendaraan di Sidoarjo selalu bertambah. Hingga Oktober ini saja, jumlah kendaraan roda dua mencapai 629.968 unit. Untuk kendaraan roda empat, ada 98.834 unit. Angka tersebut berdasar data pemilik kendaraan yang telah memperpanjang STNK tahunan ( selengkapnya lihat grafis).
Solusi yang paling tepat, menurut Joko, adalah menyiapkan sarana transportasi masal yang nyaman. Dengan begitu, masyarakat tertarik naik angkutan umum daripada menggunakan motor atau mobil pribadi. Dia mencontohkan, tahun ini Sidoarjo telah mendapat jatah 30 bus baru dari Kementerian Perhubungan untuk jalur Porong–Surabaya. ’’ Transportasi masal bisa dijadikan pilihan,’’ tegas dia.
Aditya Nindyatman, anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, mengakui bahwa permasalahan kemacetan di Sidoarjo memang sangat parah. Menurut dia, langkah yang perlu segera direalisasikan adalah pembangunan FR. ’’FR harus segera dituntaskan untuk mengurai kemacetan,’’ katanya.
Bila FR sudah tuntas, beban kendaraan di jalan utama dapat dibagi dengan FR. Untuk mempercepat pembangunan FR, Aditya menilai bahwa perlu support dana yang maksimal. ’’Jika dana di APBD 2015 kurang, nanti dapat ditambahi dengan pengajuan dalam PAK (perubahan anggaran keuangan, Red),’’ ungkap politikus PKS tersebut.
Dia juga berharap ada manajemen traffic yang baik. Karena itu, diperlukan koordinasi dan kerja keras dari berbagai instansi. Mulai dishub sampai kepolisian. Misalnya, keterangan soal kepadatan arus lalu lintas di jalur tertentu. Termasuk pengaturan waktu traffic light yang tepat. Tidak terlalu pendek di jalur padat dan tidak terlalu lama di jalur yang sepi kendaraan. Dengan demikian, tidak terjadi penumpukan kendaraan yang ujung-ujungnya menimbulkan kemacetan. (may/c14/pri)