Warga Terpaksa Beli Air Tandon
HINGGA kemarin (26/12), air PDAM yang mengaliri wilayah Kecamatan Manyar masih mati total. Sebab, pipa berdiameter 400 milimeter yang bocor sejak Rabu (24/12) di Jalan Raya Banjarsari, Cerme, belum bisa berfungsi.
Kemarin sore pekerja sudah menuntaskan penyambungan pipa. Namun, hingga pukul 17.00, air masih mampet. Penyambungan pipa terkendala air luapan Kali Lamong yang menggenangi batang pipa yang bocor. Kondisi itu diperparah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.
Untuk mengatasi krisis air, warga pun terpaksa membeli air tandon. Berdasar pantauan koran ini kemarin, penjual air berseliweran di sejumlah perumahan di wilayah Manyar. Untuk 1.000 liter air, warga harus membayar Rp 40 ribu. Air tersebut digunakan untuk mandi dan membersihkan alat-alat dapur. ’’Sudah empat hari air PDAM tidak mengalir. Ini jelas merugikan kami sebagai pelanggan,’’ kata Rahayu, warga kompleks perumahan Pondok Permata Suci.
Akibat kebocoran pipa, krisis air bersih memang terjadi merata di seluruh Kecamatan Manyar. Yang paling merasakan dampaknya adalah pelanggan rumah tangga. Pelanggan di sejumlah perumahan menjerit karena pasokan air mati total. ’’Pelanggan tetap disuruh membayar penuh meski air sering macet. Ini tidak adil. Kami berharap PDAM memperbaiki kualitas pelayanannya,’’ jelas Fauzi, warga lainnya.
Persoalan pipa bocor bukan kali pertama. Tahun ini saja pipa perusahaan daerah itu sudah lima kali ambles. Kebocoran terakhir terjadi di Jalan Raya Cerme pada 7 Desember lalu. Insiden tersebut juga mengganggu ribuan pelanggan di Kecamatan Manyar dan sebagian Gresik Kota. (mar/c15/ai)