Hatta-Zulkifli Selisih Tipis
JAKARTA – Agenda pemilihan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) dalam kongres di Bali diprediksi berlangsung ketat. Siapa pun yang unggul dalam voting pemilihan calon Ketum PAN tidak akan unggul mutlak. Sebab, kedua kandidat dinilai memiliki basis massa yang kuat.
’’Pertarungannya ketat, siapa pun pemilik suara akan sangat berpengaruh,’’ ujar Arya Fernandes, peneliti Centre for Strategic for Indonesian Studies (CSIS) dalam keterangan di Graha CSIS di Jakarta kemarin (26/2).
Pernyataan Arya itu didasarkan pada sensus yang dilakukan CSIS pada 16–19 Februari 2015. CSIS melakukan sensus dengan mewawancarai 28 ketua DPW PAN tingkat provinsi dan 484 ketua DPD PAN tingkat kabupaten/kota. Wawancara ditujukan untuk mengetahui pilihan para pemilik suara di daerah terhadap calon Ketum PAN yang akan bertarung di kongres yang dimulai besok (28/2) hingga 2 Maret itu. ’’Sekali lagi, ini adalah sensus, bukan survei,’’ ujarnya menegaskan.
Pilihan para ketua PAN di daerah itu ternyata masih menempatkan incumbent Hatta Rajasa untuk bisa terpilih kembali. Arya menjelaskan, sebanyak 42,77 persen ketua DPD cenderung memilih Hatta, berbanding dengan Zulkifli yang dipilih sebanyak 38,63 persen. Sisanya cenderung memilih tokoh PAN lain dan sebanyak 9,71 persen menyatakan tidak menjawab.
’’Situasi ini bisa berubah, bergantung angin atau badai yang terjadi saat kongres berlangsung nanti,’’ ujar Arya. Sementara itu, di tingkat keterpilihan ketua DPW, Hatta dan Zulkifli sama kuat dengan 38,24 persen.
Ketua Departemen CSIS Philips J. Vermonte menambahkan, dengan masih adanya fakta daerah yang belum memilih di dalam sensus, kedua calon masih sama-sama memiliki kans untuk menang. Sisi positifnya, PAN bisa menjadi contoh bahwa ajang pemilihan ketua umum partai bisa dilakukan secara demokratis. ’’PAN terhindar dari politik aklamasi. Ada ruang untuk menggelar kompetisi yang sehat antarkader partai,’’ ujarnya.
Di sisi lain, pertarungan Hatta dengan Zulkifli bisa diartikan pertarungan antara besan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan besan Ketua MPP PAN Amien Rais. Terbukti, meski Amien menjatuhkan pilihan kepada Zulkifli, internal PAN cenderung memiliki aspirasi tersendiri. ’’Demokrasi internal itu sehat. Hal yang seharusnya biasa saja terjadi di partai,’’ kata Philips.
Politikus PAN pendukung Zulkifli, Suparji Ahmad, menilai keunggulan Hatta sebelum kongres merupakan hal yang wajar. Sebagai Ketum, Hatta selama ini memiliki akses lebih untuk bertemu dengan para kader. Sementara itu, sosialisasi Zulkifli dalam pencalonannya baru dilakukan selama sebulan terakhir. ’’Saya tidak akan membantah, tidak akan mengklarifikasi (sensus CSIS). Namun, ada semangat perubahan yang muncul untuk menentukan posisi Ketum,’’ kata Suparji.
Menurut dia, Zulkifli masih memiliki peluang. Secara teknis, masih banyak pemilik suara yang belum menentukan pilihan. DPW PAN memiliki hak dua suara, DPD satu suara, MPP dua suara, dan DPP tiga suara. ’’Itu menjadi modal. Sensus itu kan beberapa hari yang lalu. Pilihannya masih sangat dinamis, sangat elastis,’’ ujarnya.
Ketua DPP PAN pendukung Hatta, Bima Arya Sugiarto, menilai, ketatnya pilihan terhadap Hatta maupun Zulkifli tidak bisa terlepas dari sosok Amien. Secara politik, Amien mampu mendongkrak perolehan suara Zulkifli sehingga mendekati Hatta. ’’Dukungan Pak Amien membuat Pak Zul mencapai seperti ini,’’ ujar pria yang juga Wali Kota Bogor itu.
Bima menilai, ada sejumlah pihak yang mengatakan bahwa sikap Amien tidak etis. Sebab, sebagai tokoh senior, dia cenderung memihak calon tertentu. Namun, Bima menilai, sikap Amien yang mengambil posisi pada satu pilihan adalah pendidikan politik. ’’Seorang pemimpin bisa menyatakan pilihan dan mempersilakan orang lain untuk berbeda,’’ ujarnya.
Berbeda dengan Suparji, Bima menilai, hasil sensus itu tidak akan jauh berbeda dengan hasil akhir di kongres nanti. Menurut dia, sulit melakukan perubahan sementara kongres PAN tinggal hitungan jam lagi. ’’PAN bukan (partai) transaksional. (Hatta) sudah membangun hubungan dan dirawat cukup lama,’’ tegasnya. (bay/c17/fat)