Jawa Pos

Raskin Belum Tersalurka­n

- Harga Naik, Tidak Ada Permintaan

SERANG – Saat ini harga beras di pasaran naik. Namun, beras untuk warga miskin (raskin) di Serang, Banten, justru belum tersalurka­n. Dari total pagu untuk triwulan pertama 5 ribu ton, baru 285 ton raskin yang dibagikan ke masyarakat.

Kepala Bulog Subdivre Serang Guntur Muayad Bustomi mengatakan, pihaknya belum dapat menyalurka­n raskin karena tidak ada permintaan dari daerah. ’’Penyerapan baru dilakukan Pemkot Serang. Untuk Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, hingga kini belum ada permintaan pendistrib­usian raskin,’’ ujar Guntur kemarin (26/2).

Menurut dia, seharusnya pemda mengajukan permohonan pendustrib­usian raskin. Apalagi, saat ini harga beras tinggi di pasaran. Padahal, jika penyerapan raskin sudah maksimal, harga beras di pasaran cepat terkendali.

’’Cepat atau lambatnya penyaluran raskin berdasar permintaan dari pemda ke Bulog. Tanyakan, kepada pemda mengapa mereka lambat,’’ katanya.

Pagu yang diberikan untuk Kabupaten Serang pada Januari dan Februari mencapai 1.780 ton, Kota Cilegon 346 ton, dan Kota Serang menyisakan pagu sekitar 228 ton. Guntur menambahka­n, terdapat tiga komponen yang mengakibat­kan harga beras saat ini naik. Yakni, di Banten belum panen, paceklik beras, dan penyaluran raskin belum maksimal.

Untuk mengatasi harga beras yang tinggi di pasaran, dia lebih memilih memaksimal­kan penyaluran raskin ke masyarakat ketimbang melaksanak­an operasi pasar (OP). Alasannya, harga beras yang dibagikan untuk OP mencapai Rp 7.400, sedangkan raskin hanya Rp 1.600.

’’Jadi, lebih baik menyalurka­n yang murah dahulu. Soalnya, ini saja tidak terserap, malah minta OP. Apalagi, saat ini harga beras naik karena paceklik. Akibatnya, warga pedesaan kekurangan beras sehingga membeli ke kota,’’ terang Guntur. Dia menambahka­n, jika raskin terserap, kebutuhan beras masyarakat pedesaan akan tercukupi karena setiap KK dijatah 15 kilogram. (nna/JPNN/c4/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia