Harus Hidup Mati di Kandang Sendiri
LEVERKUSEN – Atletico Madrid harus berjuang keras untuk mengulang sukses lolos ke final Liga Champions seperti musim lalu. Alih-alih final, Atletico terancam terhenti hanya sampai babak 16 besar setelah kalah 0-1 di BayArena, kandang Bayer Leverkusen, pada laga pertama kemarin.
Kekalahan Los Rojiblancos –julukan Atletico– tersebut menge- jutkan. Di atas kertas, juara Spanyol itu diunggulkan mengalahkan Leverkusen. Apalagi, dalam tujuh laga terakhir di fase knockout Liga Champions, Leverkusen konsisten kalah.
Namun, kenyataan berkata lain. Gol Hakan Calhanoglu pada menit ke-57 memastikan kemenangan Leverkusen atas Atletico
Gol itu terjadi dengan sangat cantik. Menerima umpan backheel Karim Bellarabi, Calhanoglu langsung menceploskan bola untuk menaklukkan kiper Atletico Miguel Angel Moya.
’’Kami sangat puas dengan kemenangan ini. Sejak menit pertama, tim menunjukkan bahwa mereka bisa mengatasi tekanan dan tetap bertahan di kompetisi ini. Atletico adalah lawan yang berat. Namun, kami ingin lolos dengan hasil bagus malam ini,’’ ucap Roger Schmidt, arsitek Leverkusen, sebagaimana dilansir situs resmi UEFA.
Atletico beruntung karena hanya kebobolan satu gol. Sebab, sejak menit ke-76, mereka harus bermain dengan sepuluh orang setelah gelandang Tiago Mendes men- dapatkan kartu kuning kedua.
Satu menit sebelumnya, gol Fernando Torres dianulir karena wasit Pavel Královec asal Republik Ceko menganggap bola lebih dulu meninggalkan arena permainan.
Tiago absen pada leg kedua 18 Maret mendatang di Vicente Calderon. Atletico mengalami kerugian ganda karena bek tengah kunci Diego Godin juga tidak bisa bermain pada leg kedua lan- taran akumulasi kartu kuning.
’’Ini adalah game yang aneh. Tidak ada satu pun tim yang menciptakan banyak peluang,’’ ucap Diego Simeone, entrenador Atletico, kepada situs resmi UEFA.
’’Sekarang Leverkusen memiliki peluang. Kami punya masalah malam ini. Namun, saya sangat yakin kami bangkit di Madrid,’’ imbuh pelatih asal Argentina tersebut. (nur/c17/ca)
Menurut Albert, hasil imbang sejatinya sudah sangat bagus untuk Monaco. Namun, yang diraih malah lebih hebat. Les Rouges et Blancs – julukan Monaco – sukses besar dengan membekap Arsenal dengan skor 3-1.
Meski menang dan sangat gembira, Albert mengatakan ada sedikit kesedihan yang muncul di hatinya. Dia melihat Wenger begitu terpukul dengan kekalahan itu. Bahkan pada akhir pertandingan Wenger tidak mau bersalaman dengan pelatih Monaco Leonardo Jardim.
’’Saya merasa sudah mencuri