Jawa Pos

Baby Massage untuk Optimalkan Tumbuh Kembang

-

kuat-kuat,” ungkapnya. Pada usia 0–3 bulan, pijatan menggunaka­n sentuhan, untuk usia 3–12 bulan menggunaka­n sentuhan dan tekanan ringan.

Itulah yang membedakan pijat bayi zaman dahulu oleh mbok-mbok pijet dan pijat modern secara medis yang banyak diperkenal­kan salon-salon perawatan bayi atau rumah sakit.

Pijat bayi modern sangat menyenangk­an bagi bayi dan tidak akan membuatnya trauma. Semua dikondisik­an agar bayi nyaman dan antusias. Dari segi fisik, bayi tidak boleh sedang lapar, mengantuk, atau sakit. Suhu ruangan dibikin senyamanny­amannya. Warna-warna dan perabot ruangan juga dibuat lucu.

Gerakan-gerakan pijat bayi sangat beragam, bergantung pada usia bayi dan tujuan pijat. Secara general, ada tiga tujuannya. Yakni, sebagai relaksasi, pediatric treatment, dan stimulus kebutuhan khusus.

Relaksasi bisa dilakukan bunda, fisioterap­is, atau pemijat bersertifi­kat. ”Untuk rutinnya, pemijatan dilakukan bunda setelah mandi untuk menjalin bonding. Ada eye contact dan ungkapan kasih sayang di sana. Dua minggu sekali bisa pijat ke profesiona­l,” ujar spesialis anak yang juga konsultan laktasi itu. Berbeda halnya dengan pediatric treatment atau stimulus kebutuhan khusus yang harus dilakukan profesiona­l.

Rudi Setiawan, koordinato­r fisioterap­i dari RS Mitra Keluarga Waru, mencontohk­an kasus anak yang lahir Caesar atau prematur. Kecenderun­gan mereka memiliki empat refleks primitif yang kurang. ”Itu refleks yang diperoleh saat bayi berusaha keluar lewat jalan lahir. Nah, kekurangan­nya itu yang kita latih,” ungkapnya.

Misalnya, kemampuan mengenyot yang lambat diberi stimulus oral motor dengan pijat lembut sekitar mulut. Anak-anak berkebutuh­an khusus seperti autis, terlambat berkembang, hingga hiperaktif juga bisa ditangani dengan pijat. Anak dengan tumbuh kembang normal pun membutuhka­n pijat. Sebab, pijatan dapat melancarka­n sirkulasi darah, memperbaik­i kualitas tidur, dan meningkatk­an berat badan bayi.

Dokter Dian menambahka­n, peran profesiona­l diperlukan karena bayi masih sangat sensitif. Arah pijatan dan tekanan yang salah bisa berakibat fatal. Misalnya saja, pijatan selalu dimulai dari kaki. Sebab, bagian itulah yang pertama siap disentuh. Arah pijatan harus bertahap, tidak boleh langsung diarahkan ke jantung semua. ”Anak dikocok-kocok atau dijungkirb­alikkan itu tidak benar. Bisa menimbulka­n baby shake syndrome, terjadi pendarahan di otak lalu kejang,” ungkap lulusan FK Unair itu. Dian menjelaska­n, pijat merupakan salah satu teknik pengobatan sehingga lebih baik dilakukan profesiona­l.

Selain pijat, yang marak saat ini adalah baby swim, yakni bayi diajak berenang dengan pelampung pada kepala. Kapan sudah boleh dilakukan? Dian menjelaska­n, sejak tulang leher kuat dan bisa tegak, bayi boleh diajak berenang. ”Jangan takut tenggelam. Sebab, saat umur 0–4 bulan, mereka punya refleks menyelam yang baik. Manfaatnya pun banyak sekali,” ungkapnya. Yang dilatih saat berenang adalah sensorik, motorik kasar dan halus, serta indra penciuman. Dalam air, seluruh badannya distimulus untuk bergerak lincah.

Awalnya mungkin saja kaget, tapi lama-lama bayi akan senang dengan diajak bermain dan bercanda. ”Menurut teori, baby swim atau mengajak bayi berenang itu membuat bayi tumbuh menjadi anak yang sehat, ceria, dan jarang sakit,” ungkap spesialis anak yang sedang mengejar gelar doktor tersebut. Tapi ingat, lanjut dia, mengajak berenang harus di tempat privat, baik di rumah maupun di salon-salon perawatan bayi profesiona­l. Baru menginjak di atas dua tahun anak boleh diajak ke kolam renang umum. ( puz/c6/dos)

 ?? DITE SURENDRA/ JAWA POS ??
DITE SURENDRA/ JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia